Harapannya dengan fasilitas penunjang, siswa ABK bisa mandiri, tak terlalu tergantung dengan orang lain.
Wakil Kepala Sarana Prasarana SMP N 1 Berbah, Joko Triyono membenarkan bahwa ini kali pertama sekolah menerima siswa ABK fisik. Sebelumnya mereka pernah menerima ABK, namun kategori difabel intelektual.
Saat menerima anak difabel yang saat ini menempuh pendidikan di kelas VII, sekolah sudah berkomunikasi dan menanyakan beberapa poin kepada orang tua yang bersangkutan.
Anak yang masih bisa berjalan, ia akan beraktivitas seperti anak lain, mandiri dan tidak membutuhkan banyak bantuan. Berbeda dengan anak yang satu lagi.
Baca Juga: Ruang Kelas SD Lombok Timur Bau Apek Karena Banyak Siswa Tidak Mandi ke Sekolah
"Kami tanya, misalnya kalau mau ke belakang [toilet] bagaimana? Kalau aktivitas mau pindah-pindah bagaimana? Dari keterangan mereka, anak itu akan menelepon orangtuanya, selanjutnya dia digendong orangtua," tuturnya.
Namun ia menyatakan, hingga kini sang anak belum pernah meminta pertolongan untuk menuju ke toilet. Sehingga tidak menjadi persoalan.
Bukan hanya itu, anak difabel ini diberi dispensasi tak mengikuti mata pelajaran (mapel) olahraga di luar kelas dan boleh tidak mengikuti upacara bendera.
"Dapat tugas mapel olahraga secara digital dari gurunya," ucapnya.
Mengakui sekolah belum punya jalur akses bagi siswa ABK fisik, Joko menyebut sekolah telah menganggarkan dana untuk itu, namun diperkirakan baru bisa digunakan pada tahun depan.
Baca Juga: Ganjar Kagum dengan Komunitas Disabilitas Satu Hati di Klaten: Mereka Sangat Peduli
Selain itu, pihaknya juga sudah melapor ke Dinas Pendidikan Sleman soal kondisi sekolah yang belum memberikan akses penuh bagi ABK fisik.
Kepala SMP N 1 Berbah, Noor Rohmah menyatakan, anak-anak difabel yang duduk di bangku kelas VII A ini ditempatkan di satu kelas yang sama.
Sekolah tetap menerima anak-anak difabel ini dan memberi mereka hak sama dalam menerima pelajaran di sekolah. Bahkan sekolah memberi kesempatan dan informasi bagi keduanya, agar mengikuti sejumlah kompetisi, sebagai upaya membangun kepercayaan diri mereka.
Kendati begitu, ia mengakui sekolah belum memenuhi sarana untuk menyiapkan fasilitas yang lebih mudah diakses bagi keduanya.
Untuk mengubah dan membangun akses jalur kursi roda atau ramp bagi siswa ABK tersebut, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Sleman, mengingat gedung sekolah merupakan cagar budaya.
Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Sleman, Dwiwarni Yuliastuti menyebut, hingga siang tadi pihaknya belum menerima informasi maupun dokumen tentang kunjungan ORI DIY terkait ketiadaan akses jalur untuk ABK di SMP N 1 Berbah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia