SuaraJogja.id - Ade Armando menjadi sorotan dalam tayangannya di kanal Youtube CokroTV karena dianggap sejumlah pihak memojokkan suporter, khususnya Aremania. Ade pun meyakini polisi tidak melanggar prosedur.
Tayangan tersebut berjudul "Ade Armando: Kok Polisi yang Disalahkan Dalam Tragedi Kanjuruhan?" yang diunggah Senin (3/10/2022). Video tersebut sudah ditonton 172 ribu kali.
Ade membuka tayangan itu dengan menyebut pangkal persolan adalah kelakuan sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan.
"Suporter sepakbola Indonesia ini memang keterlaluan. Siapapun yang menyaksikan video-video yang kini tersebar tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober lalu, pasti bisa mengenali bahwa pangkal persolan adalah kelakuan sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan. Mereka sombong bergaya preman menantang, merusak, dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi terjadi," tutur Ade.
Ade Armando juga menganggap lucunya Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia, Richard Ahmad Supriyanto yang buru-buru mengatakan penyebab tragedi adalah tindakan represif aparat keamanan.
"Dalam surat terbukanya, ia meminta ke DPR dan Kompolnas mengevaluasi kinerja Kepolisian Republik Indonesia. Ia juga mendesak pemerintah daerah dan pusat agar ikut bertanggungjawab terkait tragedi tersebut,"ujar Ade.
Ade pun menganggap ada upaya sengaja mengarahkan telunjuk ke pihak kepolisian. Ia pun mengajak warganet objektif.
"Marilah kita bersikap objektif. Yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua aturan dalam stadion dengan gaya preman masuk ke lapangan dengan gaya preman petentengan," sebutnya.
Terkait gas air mata, Ade menanyakan apakah kepolisian ada berada di bawah FIFA.
"Ketika polisi menggunakan gas air mata, itu adalah tindakan sesuai protap ketika mereka harus mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa,"ucap Ade.
"Memang ketika penggunaan gas air mata penonton berlarian panik dan sialnya saat mereka hendak keluar stadion, panitia belum sempat membuka pintu keluar. Akibatnya terjadi penumpukan penonton saling dorong dan saling injak. Itulah yang menyebabkan tragedi terjadi. Apakah itu yang disebut tindakan represif dan pelanggaran HAM oleh polisi," bebernya.
Ade menyebut dalam pandangannya, polisi sudah melakukan kewajibannya. Sebab, polisi sejak awal sudah meminta jadwal pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB, tapi pihak panitia berkukuh jam pertandingan tetap pukul 20.00 WIB.
"Diduga ini terkait dengan jam tayang siaran langsung melalui televisi. Sebagai prime time, yang diminati para pengiklan. Tentu saja ini masih perlu dipastikan karena masuk akal," ujar Ade.
Ade juga mengatakan stadion hanya diisi suporter Arema dan tidak ada kuota untuk suporter Surabaya. Menurutnya, polisi juga sudah meminta penonton dibatasi sesuai kapasitas stadion.
"Dalam hal ini ternyata panitia nakal, Kapasitas hanya 38 ribu tapi tiket yang dicetak 42 ribu.Bahkan diduga penonton yang masuk melampaui angka itu. Jadi sebenarnya ada over capacity," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Kembali Disambut Rizky Ridho Hingga Yakob Sayuri
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Pilihan Alas Bedak Wardah yang Bikin Glowing dan Tahan Lama, Murah tapi Berkualitas!
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- 6 Rekomendasi Lipstik yang Tahan Lama Terbaik, Harga Terjangkau Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Xiaomi RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik 2025
-
Bertemu Rocky Gerung, Kapolri Singgung Pepatah Tentang Teman dan Musuh
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung RAM Besar 8 GB Memori 256 GB, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
-
9 Sepatu Lari Murah Rp500 Ribu ke Bawah di Shopee, Performa Nyaman Desain Keren!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Yogyakarta Gencarkan Perang Lawan Stunting: Tim Pendamping Dikerahkan, Calon Pengantin Jadi Target Utama
-
Kasus Leptospirosis Mengintai Jogja, Pemilik Hewan Peliharaan hingga Pemancing Diharap Waspada
-
Dari Jogja ke Puncak BMI, Farkhan Evendi Kembali Terpilih secara Aklamasi Bangun Politik Ala Pemuda
-
Sukses Pasok Program MBG, Supplier Ikan Ini Tumbuh Berkat Kredit dari BRI
-
SD Negeri Sepi Peminat: Disdik Sleman Ungkap Penyebab dan Solusi Atasinya