Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Jum'at, 07 Oktober 2022 | 12:37 WIB
Ilustrasi tragedi Kanjuruhan (Unsplash)

SuaraJogja.id - Kisruh yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya (1/10/2022) telah menelan korban jiwa sebanyak 125 orang.

Menurut laporan yang beredar, salah satu penyebab meninggalnya 125 orang tersebut tak lepas dari tindakan aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata ke salah satu tribun di Stadion Kanjuruhan.

Insiden di Kanjuruhan telah menyita banyak perhatian publik. Kabar tewasnya 125 orang akibat insiden tersebut tidak hanya tersiar dalam negeri saja melainkan hingga manca negara. 

Banyak ucapan belasungkawa yang disampaikan oleh klub-klub besar hingga para pemain dunia atas tragedi yang telah menewaskan ratusan korban jiwa di Kanjuruhan.

Baca Juga: 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Peran dan Pasal yang Menjeratnya

Baru-baru ini terbentang sebuah spanduk bertuliskan "More than 100 people killed by the police!" yang dibentangkan oleh suporter Bayern Munich saat pertandingan Liga Champions.

Salah satu akun Twitter @ismeliala memposting ulang foto tersebut dan mempertanyakan bagaimana perasaan pihak kepolisian Indonesia setelah dicap sebagai pembunuh dalam spanduk yang terbentang saat pertandingan Liga Champions antara Bayern Munich vs Viktoria Plazen, Selasa (4/10/2022).

“Gimana perasaan institusi dicap pembunuh ama dunia?” tulis akun Twitter @ismeliala.

"Warga sana aja bisa bilang gitu, masa kita warlok (warga lokal) ga bisa bilang gitu?! Kan aneh," imbuhnya.

"Yang paling menjijikan adalah ketika mereka berusaha nutupin aibnya dengan buzzerp, video sok humanis dan neror sana sini. Jadi keliatan jelas banget kalo beneran mereka buat salah tapi ga mau ngaku," tutupnya.

Baca Juga: Legenda Persib Kumpul di Sidolig untuk Salat Gaib dan Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Postingan @ismeliala di akun Twitternya tersebut sontak dipenuhi komentar dari kalangan penggemar sepak bola tanah air dan para netizen Indonesia.

"Ya bodo amat, mereka aja tetep membela diri seakan tidak bersalah hohoho," komentar salah seorang netizen.

"Karena hampir semua lembaga olahraga di negri ini pimimpinnya hasil dari bagi bagi jabatan jadi tidak ada rasa memiliki apalagi merasa gagal atau bertanggung jawab atas apa yang terjadi," ucap netizen yang lain.

"Pokoknya mah ya, untuk antisipasi, kalo kalian punya anak yang masih remaja, tolong pastiin sebelum lulus sma mereka harus punya satu hobi/hal yang mereka suka jadi pas mereka lulus sma punya "sedikit" arahan mau ke mana, dan nggak jadi polisi maap2 aja nih ya yang kesinggung," sindir netizen lainnya.

"Itukan institusi yg sama dengan yg jendral bintang 2nya nembak anak buah tapi kasusnya muter-muter, terus institusi yg sama waktu musnahin petasan dibakar bareng-bareng, akhirnya ledakannya besar dan merusak kaca dan genteng warga," ungkit netizen lain.

"Sekarang mereka sedang berpikir keras gimana caranya biar fans Bayern di Jerman sana bisa dijerat UU ITE," singgung netizen satunya.

Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia

Load More