Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 14 Oktober 2022 | 13:14 WIB
Puluhan hektare lahan melon siap panen di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon rusak terendam banjir, Jumat (14/10/2022). (Istimewa).

SuaraJogja.id - Hujan yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Kulon Progo berdampak pada lahan pertanian. Setidaknya ada puluhan hektare lahan melon siap panen di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon yang rusak terendam banjir.

"Banyak (lahan yang tergenang banjir), kira-kira ya 30-40 hektaran. Itu di timur perumahan sampai timur PLN. Semuanya kebanjiran kena air," kata salah satu petani, David Sumarno kepada awak media, Jumat (14/10/2022).

Genangan air di lahan-lahan tersebut pun mencapai kisaran 10-30 cm. Hingga menyebabkan ribuan buah melon yang sudah siap panen itu tenggelam dan mati begitu saja.

Disampaikan David sebenarnya hujan sendiri telah berlangsung sejak 12 hari terakhir. Namun puncaknya pada semalam hingga menyebabkan genangan di lahan melon tersebut.

Baca Juga: Kawasan Bandara YIA Dilanda Banjir, DPRD Kulon Progo Desak Pemkab Segera Gercep

Melon yang terendam dan mati itu membuat David hanya bisa gigit jari. Bagaimana tidak, ia harus menelan kerugian hingga puluhan juta sebab melon-melon itu gagal panen.

"Kalau untuk kerugian ya total semua dari buat lahan, terus pupuk, obat sampai selama 12 hari itu pakai disel buang air biar gak kelep itu kurang lebih ya ada Rp30-an juta," ungkapnya. 

Sebenarnya, kata David, para petani bukan tanpa upaya untuk menyelamatkan melon yang sudah siap panen tersebut. Termasuk dengan mengurangi genangan air di sejumlah lahan melon milik mereka.

Petani pun sudah mengerahkan diesel untuk menyedot keluar air yang ada di dalam lahan melon itu. Namun hujan yang terus menerus mengguyur membuat upaya itu tak berhasil maksimal dilakukan. 

"Kalau sebelum-sebelumnya itu, disedot pakai diesel bisa kering. Tapi karena ini hujan terus jadi enggak berhasil," tuturnya. 

Baca Juga: Kulon Progo Diguyur Hujan Deras Sejak Semalam, Sebanyak 20 Titik Terendam Banjir

Petani lainnya, Anto menuturkan pihaknya masih tetap berupaya untuk meminimalisir kerugian. Salah satu caranya dengan memilih dan memilah buah melon yang dianggap masih layak.

"Dipilih yang masih bagus, layak diselamatkan. Kalau yang rusak atau busuk langsung dibuang, ya karena kalau udah rusak mau diapain lagi," ujar Anto.

Anto sendiri mengaku juga merugi hingga Rp50 juta. Sebab lahan melon seluas 1 hektar miliknya harus rusak terkena banjir kali ini.

"Kalau dihitung kira-kira ruginya habis Rp50 juta mas," tandasnya. 

Load More