SuaraJogja.id - Dalam upaya penanganan penyakit gagal ginjal akut, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman mengimbau orang tua meningkatkan kewaspadaan pada kondisi anak sakit dengan memantau urine.
"Jika produksi urine turun atau bahkan tidak buang air kecil selama enam jam, orang tua jangan cemas, dan tidak panik, namun segera konsultasikan kepada dokter," kata dokter spesialis anak RSUD Sleman dr Raden Yuli Kristianto Sp.A di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, saat ini tenaga kesehatan di semua tempat di seluruh Indonesia diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus gagal ginjal.
"Bila ada anak yang sakit dengan gangguan penurunan jumlah urine atau tidak buang air kecil sama sekali, maka harus segera dikonsultasikan kepada dokter," katanya.
Ia mengatakan, dokter akan melakukan penanganan kesehatan kepada anak tersebut, berupa pemeriksaan fisik kemudian ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.
"Jika anak tersebut terindikasi mengalami gagal ginjal akut maka akan dilakukan rujukan ke RS rujukan khusus. Di Yogyakarta yang menjadi rumah sakit rujukannya ialah RSUP Dr Sardjito," katanya.
Yuli mengatakan sampai saat ini masyarakat Indonesia pada umumnya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kemenkes RI, BPOM serta instansi-instansi pemerintah lainnya terkait kondisi gagal ginjal akut atipikal pada anak dan penggunaan obat-obatan sirop.
"Artinya masih akan ada kebijakan-kebijakan yang berubah dalam menangani kondisi tersebut," katanya.
Oleh karenanya, kata dia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan beberapa hal mengenai gangguan gagal ginjal pada akut anak, yakni berdasarkan keputusan Kementerian Kesehatan serta rekomendasi dari IDAI, untuk tenaga kesehatan saat ini direkomendasikan untuk tidak meresepkan obat-obatan cair terlebih dahulu.
Baca Juga: Epidemiolog Desak Pemerintah Tetapkan Status KLB Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
"Oleh karena itu apabila terdapat penggunaan obat-obatan cair secara rutin, dimohon segera berkonsultasi kepada dokter anak untuk penggantian obat tersebut," katanya.
Ia mengatakan, kaitannya dengan obat-obatan sirop, yang menyebabkan gagal ginjal dengan mengonsumsi obat sirop sebenarnya bukan komponen di dalamnya. Tetapi pelarutnya yang menggunakan ethylene glycol dan diethylene glycol.
"Di Indonesia saat ini BPOM melakukan penyelidikan obat-obat apa saja yang mengandung ethylene glycol dan diethylene glycol," katanya.
Menurut dia, dari hasil penyelidikan tersebut telah keluar hasil sementara bahwa ada beberapa obat di Indonesia yang mengandung ethylene glycol dan diethylene glycol.
"Jadi sebaiknya masyarakat tetap menunggu hasil BPOM sampai final, serta diminta untuk tidak melakukan 'selfmedicating' dengan obat-obatan sirop," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Epidemiolog Desak Pemerintah Tetapkan Status KLB Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
-
Telan Banyak Korban, Menko PMK Dorong Polri Usut Kasus Impor Bahan Baku Obat Penyebab Gagal Ginjal Akut
-
Epidemiolog Desak Pemerintah Segera Tetapkan Kasus Gagal Ginjal Akut sebagai KLB
-
Fakta Gangguan Ginjal Akut, Simak Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati
-
Pasien Anak Gagal Ginjal Akut Bertambah, RSMH Palembang Siapkan Tim Khusus
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka