SuaraJogja.id - Taman Pintar Yogyakarta kembali menggelar pameran batik koleksi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Terdapat sebanyak 27 koleksi batik yang dihadirkan dalam tahun ketiga gelarannya kali ini.
Kepala UPT Pengelolaan Taman Budaya Yogyakarta Retno Yuliani mengatakan pameran batik ini sudah dimulai sejak 2018 lalu. Namun terhenti dua tahun sejak 2020 lalu akibat pandemi Covid-19 dan baru dilanjutkan pada tahun ini.
"Jadi memang temanya berbeda-beda dari tahun ke tahun. Untuk tahun ini kita mengangkat temanya 'Adiwastra Narawita' yang artinya kain-kain indah sang raja," kata Retno kepada awak media, Jumat (28/10/2022).
Sebanyak 27 koleksi batik yang dipamerkan itu merupakan gabungan dari Pakualaman dan Keraton Yogyakarta. Retno menuturkan pameran ini sekaligus sebagai merayakan kembali pengukuhan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO.
Selain itu, disampaikan Retno, pameran ini juga berfokus kepada sisi menambah literasi dan edukasi masyarakat tentang batik itu sendiri. Tak hanya tentang motif tetapi juga makna filosofisnya.
"Lebih ke edukasi masyarakat apalagi sekarang mungkin banyak masyarakat yang keliru ketika menggunakan motif batik tertentu yang seharusnya tidak digunakan saat acara tertentu. Lebih ke edukasi," tuturnya.
Pameran batik di Taman Pintar sendiri dibuka untuk umum dan gratis. Namun memang dikarenakan tempat yang berada di dalsm ruangan Taman Pintar maka pengunjung bisa terlebih dulu membeli tiket.
"Kalau untuk pameran itu gratis. Kalau misalnya ada masyarakat yang menghendaki pameran saja mungkin kami akan bukakan pintu di situ, silakan menikmati pameran setelah itu keluar," ucapnya.
Penghageng KHP Nitya Budaya, Keraton Yogyakarta, GKR Bendara menambahkan pada pameran kali ini Keraton Yogyakarta membawakan sejumlah koleksi terkait dengan batik larangan. Serta batik dengan motif baru bagi para edukator di museum.
"Kita mencoba untuk menghadirkan sesuatu yang baru terus. Kalau kemarin sempat ada motif pada saat pernikahan, lalu tahun ini memang menghighlight batik larangan dan batik radyakartiyasa," kata GKR Bendara.
Berita Terkait
-
Membanggakan, Batik Tulis dengan Warisan Budaya Ini Sukses di Pasar Global Berkat Pemberdayaan BRI
-
Pameran Marka/Matriks Hadirkan 105 Karya Seni Cetak Grafis dari 30 Seniman
-
Idul Fitri Berlalu, Pameran Modest Fashion Ini Raup Omzet Rp1 Miliar saat Isu Ekonomi Lemah
-
Dongkrak PAD, Pemprov Jateng Gelar Pameran Government Auto Show Ngopeni Nglakoni
-
Intip Isi Pameran Tekstil INATEX 2025 di JIExpo Kemayoran
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa