SuaraJogja.id - Isu resesi Indonesia pada tahun 2023 masih menjadi perhatian semua pihak. Tidak hanya pemerintah saja tetapi juga masyarakat secara luas.
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) jadi salah satu sektor ekonomi yang juga terdampak. Guna mengantisipasi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memberikan kiat-kiat agar para pelaku UMKM di Jogja terbebas dari ancaman resesi 2023.
"Ya yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kemudian pelaku ekonomi di Yogyakarta itu jiwa entrepreneurshipnya dikuatkan, itu yang pertama," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya kepada awak media, Sabtu (12/11/2022).
Menurut Aman, jiwa entrepreneurship itu akan sangat menentukan untuk menghadapi dinamika sosial yang akan terjadi ke depan. Termasuk dengan kondisi potensial adanya resesi 2023.
Kemudian langkah kedua adalah mendorong pelaku UMKM untuk meningkatkan keanekaragaman produk mereka. Produk-produk yang beragam itu dinilai akan jadi sebuah pondasi untuk mendukung kelangsungan usahanya.
"Harapan kita adalah keanekaragaman produknya juga dikuatkan. Sehingga mana kala ada salah satu produk yang kemudian melemah lalu ada produk lain yang kemudian bisa tetap berjalan. Sehingga usahanya pun harapan kita tetap berjalan," terangnya.
Selanjutnya, disampaikan Aman, langkah ketiga yang disarankan Pemkot Jogja adalah dengan terus menciptakan kreativitas produk. Sehingga masyarakat dalam hal ini konsumen dari berbagai kalangan akan terus tertarik membeli produk-produknya.
"Ketiga tentu bagi kami Pemkot Jogja juga terus menerus melakukan upaya untuk mendorong adanya kreativitas produk. Jadi bagaimana kemudian desain-desain produk itu yang sangat berorientasi kekinian," ucapnya.
Dengan berbagai langkah itu, harapannya daya saing berbagai produk UMKM di Kota Jogja dapat terus bersaing. Sehingga para pelaku usaha di Jogja bisa bertahan dengan ancaman resesi tahun depan.
Baca Juga: Pesta Wirausaha Palembang, Presiden TDA: Resesi Dihadapi Dengan Kolaborasi
"Itu harapannya juga akan menjadikan daya saing produk Jogja menjadi tetap terjaga. Sehingga kalaupun keadaan resesi kebutuhan-kebutuhan dasar yang terjadi pada komoditas produk Jogja itu tetap bisa terserap oleh pasar," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka