Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 14 November 2022 | 19:32 WIB
Ilustrasi pasangan menikah, pernikahan - hukum nikah beda agama (Pexels)

SuaraJogja.id - Program Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Panjatan, Kulon Progo yang mewajibkan pasangan pengantin baru untuk melafalkan Pancasila seusai acara prosesi akad nikah menuai pro kontra dari masyarakat.

Tak sedikit netizen yang berkomentar bahwa langkah itu terlalu berlebihan dan tidak sesuai tempatnya. Menanggapi hal itu, Kepala KUA Panjatan Zamroni menyatakan program itu ditujukan untuk memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat khususnya para pengantin baru.

"Kita hanya untuk sekadar menumbuhkan rasa nasionalisme dan sebagainya. Dan kalau memang dirasa lebay ya dimana rasa lebaynya itu. Kalau kita mau mendukung betul-betul paham nasionalisme ditegakkan ternyata memang di lapangan tidak sedikit teman kita yang tidak hapal dengan sila-sila Pancasila," kata Zamroni saat dihubungi awak media, Senin (14/11/2022).

Jika disebut program itu justru akan merusak suasana prosesi akad nikah, memperpanjang waktu dan lain sebagainya. Zamroni memastikan bahwa pelafalan Pancasila itu dilakukan setelah semua prosesi pernikahan selesai.

Baca Juga: Pengantin Baru Ngeluh Hidup Tak Bahagia, Ternyata Punya Banyak Hutang Karena Pesta Pernikahan Terlalu Mewah

"Jadi tidak akan menganggu dari mental ataupun grogi atau sampai gagalkan pernikahan itu gara-gara nggak hapal Pancasila," ujarnya.

"Secara rukun pernikahan sudah melaksanakan ijab qabul secara syariat, secara rukun sudah selesai semuanya. Kemudian hanya kita tambah inovasi tersebut. Menambah rasa nasionalisme teman-teman pengantin," sambungnya.

Selain itu, ditambahkan Zamroni, para pengantin juga sudah diberitahu atau disosialisasikan sebelumnya. Sehingga mereka sudah melakukan persiapan sebelum itu.

Sementara itu, Humas Kemenag Kulon Progo Agung Mabruri menilai program itu lebih pas dilakukan pada momen tertentu saja. Mengingat sebelumnya ada rencana dari KUA Panjatan untuk melangsungkan program itu secara berkelanjutan.

Pasalnya, para pengantin bisa juga mengikuti berbagai kegiatan lain untuk peningkatan nasionalisme itu. Salah satunya dengan mengikuti materi yang ada di dalam bimbingan perkawinan.

Baca Juga: Fakta-fakta Jelang Pernikahan Kaesang dan Erina: Tanggal Pernikahan, Prewedding, Hampers hingga Pengaspalan Jalan

"Tidak perlu direkayasa, tidak perlu konsep, alami saja. Kalau memang kemudian ada pengantin yang 'saya besok siap' ya tidak masalah tetapi tidak perlu kemudian setiap atau semua pengantin itu harus seperti itu tidak. Ya secara alami sajalah," ujar Agung.

Load More