SuaraJogja.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi memastikan para siswa yang menjadi korban insiden atap ambruk ruangan SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul mendapatkan santuan. Dirinya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial (kemensos) untuk memberikan bantuan.
Santunan diberikan kepada keluarga Fauzi Ajitama (12), siswa yang menjadi korban insiden ambruknya atap ruangan SD Muhammadiyah Bogor, Playen. Selain itu santunan juga diberikan kepada para siswa-siswi yang terluka dari insiden tersebut.
"Untuk yang Gunungkidul itu kelihatannya sudah bisa diatasi oleh Muhammadiyah sendiri. Dan ada bantuan dari Kemensos, baik untuk yang meninggal kemudian yang luka berat dan ringan kemarin sudah diberi santunannya," papar Muhadjir usai meresmikan Museum Muhammadiyah di UAD, Senin (14/11/2022).
Menurut Muhadjir, dirinya menuju ke Gunungkidul untuk menyerahkan bantuan tersebut secara langsung kepada para korban. Diharapkan santunan tersebut akan meringankan beban sekolah dan para orang tua.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR dan Kementerian Sosial juga memberikan bantuan pembangunan fisik untuk SD Muhammadiyah Bogor Playen tersebut.
"Saya dengan staff Kemensos menyerahkan bantuan untuk pembangunan fisiknya," jelas dia.
Sebagai informasi, atap ruangan SD Muhammadiyah Bogor, Playen ambruk pada Selasa (8/11/2022) pagi. Akibatnya, sebanyak 12 siswa harus dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas setempat.
Fauzi Ajitama, warga Ngawu, Playen, harus dilarikan ke RSUD Wonosari. Namun dia mengembuskan nafas terakhirnya pada Selasa pukul 21.00 WIB karena cedera kepala yang dialaminya.
Pihak sekolah menyebut peristiwa ambruknya atap bangunan ini terjadi ketika 20 siswa tengah mengikuti kegiatan tahsin dan tahfidz dalam salah satu ruang yang ada di Gedung Moralitas, sekitar pukul 07.30 WIB.
Polres Gunung Kidul pun pada Jumat (11/11/2022) kemarin telah menetapkan dua tersangka dalam peristiwa ini, yakni pemborong berinisial B dan K.
Penetapan tersangka dilakukan karena dari hasil uji laboratorium UGM, menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara baja ringan dengan mutu bangunan. Sementara pada dokumen perencanaan pembangunan, rangka atap semestinya memakai kayu, bukan baja ringan.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Kunjungi SD Muhammadiyah Bogor Playen, Muhadjir Effendy Ingatkan Sekolah untuk Libatkan Ahli Pembangunan Gedung
-
Bekerjasama dengan UAD, SD Muhammadiyah Bogor Playen Berikan Trauma Healing ke Siswa Korban Atap Ambruk di Gunungkidul
-
Iriana Jatuh di Tangga Pesawat, Ekspresi Jokowi Angkat Tangan Tolak Bantuan Paspampres
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan
-
Gunung Merapi Muntahkan Dua Kali Awan Panas dan Ratusan Lava Sepekan Terakhir
-
Geger SPBU Gito Gati Dicurigai Jual Pertamax Tercampur Solar, Pertamina Angkat Bicara
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman