SuaraJogja.id - Pertarungan hak milik warisan budaya tak benda kembali mengemuka. Kali ini empat negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Thailand beramai-ramai mengklaim kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
Empat negara itu sudah melakukan upaya multinasional guna mendapatkan tujuan mereka. Padahal Indonesia saat ini juga tengah memperjuangkan kebaya sebagai warisan budaya tak-benda ke UNESCO.
Berita klaim empat negara tersebut tiba-tiba mengejutkan warga Indonesia. Sebab banyak yang mengira hanya Indonesia yang mendaftarkan kebaya tersebut ke UNESCO.
Program Specialist and Head of Culture Unit UNESCO, Moe Chiba saat diminta komentarnya, Jumat (25/11/2022) pun memberikan tanggapannya. Ditemui disela Diskusi Membangun Masyarakat Tangguh Melalui Keuangan Berkelanjutan, Moe mengungkapkan UNESCO belum menerima proposal dari keempat negara di Asia Tenggara tentang klaim kebaya tersebut.
"UNESCO belum menerima proposal [klaim kebaya] itu [dari empat negara itu]. Ini masih rumor, belum ada kepastian," ujarnya dalam bahasa Inggris.
Menurut Moe, pihaknya baru mengetahui ada pertemuan bersama antara pemerintah Malaysia, Singapura, Brunei Darrusalam dan Thailandy yang mengkonsultasikan klaim tersebut ke UNESCO. Sedangkan pihaknya tidak tahu kenapa Indonesia tidak ikut bersama empat negara tersebut.
Namun UNESCO berharap lima negara tersebut bisa berkolaborasi bersama dalam mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda alih-alih saling mengklaim. Sebab pelestarian budaya yang digaungkan UNESCO bukanlah persaingan antarnegara.
"UNESCO mempromosikan kolaborasi karena budaya bukan masalah persaingan. Program warisan budaya adalah bagian dari menghormati budaya, kami tak ingin program ini menjadikan [negara] saling berperang dan bersaing," tandasnya.
Moe menambahkan, UNESCO memastikan penetapan kebaya sebagai warisan budaya tak benda tidak hanya didasarkan pada klaim semata. Namun organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut melihat bagaimana peran negara, termasuk pemerintah dan masyarakatnya dalam melestarikan keberadaan kebaya.
Baca Juga: Lama Tak Terdengar Pasca Perceraiannya, Artis Ini Tampil Anggun dengan Kebayanya: Cantik Sekali
Selain itu tidak hanya kebaya sebagai busana yang dikenakan masyarakat luas. Namun juga melestarian pembuatan kebaya sebagai prasasti agar tidak punah.
"Jadi penilaiannya unesco bukan kebaya mana yang paling indah atau yang lebih baik namun bagaimana kebaya menjadi prasasti sebuah negara. Jadi [penetapan warisan budaya] bukanlah kompetisi bisnis," tandasnya.
Sementara Puni Anjungsari, Director Country Head of Corporate Affair Citi Indonesia, mengungkapkan situs warisan di Indonesia memainkan peran vital dalam upaya pelestarian nilai warisan budaya. Selain itu meningkatkan ketertarikan wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.
"Meski destinasi wisata pariwisata indonesia namanya bersinar di kancah global, dampaknya tidak serta merta dirasakan masyarakat yang berada di sekitar. Karenanya unesco dan citi foundation konsisten menggerakkan prodyuktivitas dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar situs warisan budaya," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok