Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 04 Desember 2022 | 13:13 WIB
Keseruan Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-17 (JAFF17) 'Blossom' hari terakhir di Empire XXI Yogyakarta, Sabtu (3/12/2022). [SuaraJogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Sebanyak lebih dari 16.000 penonton hadir dalam perhelatan Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-17 (JAFF17) dalam delapan hari pelaksanaannya sejak tanggal 26 November hingga 3 Desember 2022 di Empire XXI dan LPP Yogyakarta. Jumlah tersebut jauh melebihi jumlah penonton di sepanjang sejarah pelaksanaan JAFF.

Festival Director Ifa Isfansyah menuturkan bahwa hal ini merupakan sebuah capaian yang menggembirakan. Dapat dimaknai juga sebagai sebuah pertanda menggeliatnya industri perfilman Asia Pasifik, khususnya perfilman Indonesia, pasca pandemi Covid-19. 

"Ini benar-benar seperti perayaan ulang tahun ke-17 yang tak akan terlupakan. Antusiasme JAFF tahun ini dirasakan oleh semuanya. Selama 17 tahun terlibat menyelenggarakan JAFF, tahun ini paling meriah. Semua berfestival dengan gembira. Ini energi yang besar untuk perfilman kita," kata Ifa kepada awak media, Sabtu (3/12/2022).

JAFF17 yang mengambil tema 'Blossom' kali ini memutar 146 film dari 19 negara. Selain pemutaran film-film terbaik asia, berbagai program spesial turut diselenggarakan JAFF.

Baca Juga: 6 Film Jepang Bertema Kucing: Menggemaskan!

Tercatat lebih dari 470 peserta menghadiri sepuluh Special Program JAFF17. Baik dari public lecture, book talk, masterclass maupun workshop. 

Sementara itu, program Forum Komunitas yang sempat terhenti karena pandemi berhasil dihadirkan kembali tahun ini. Forum Komunitas JAFF sendiri merupakan ruang yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan komunitas film di Indonesia sebagai soko guru perfilman Indonesia.

Program ini didukung oleh 56 komunitas film dari berbagai kota di Indonesia dan dihadiri lebih dari 470 peserta. Dengan rangkaian kegiatan yang terdiri dari ‘Presentasi Komunitas’ yang memberi kesempatan bagi komunitas untuk bersosialisasi dan berbagi gagasan dan ‘Layar Komunitas’ yang memutar 17 film karya sutradara perempuan.

Selain berbagai capaian itu, JAFF17 juga menghadirkan program menarik yakni penyelenggaraan bioskop bisik yang dihadiri oleh penonton tunanetra untuk nonton bareng film 'Ngeri-Ngeri Sedap' karya Bene Dion Rajaguguk. 

"Tentunya kami berharap bioskop bisik bisa terus hadir pada setiap perhelatan JAFF. Di tahun-tahun mendatang, kami juga berharap adanya program-program yang dapat mengakomodir para penonton pecinta film yang memiliki keterbatasan dan kebutuhan khusus," ujar Executive Director Ajish Dibyo.

Baca Juga: 10 Potret Luna Maya di Red Sea Film Festival, Bertemu Langsung Shah Rukh Khan

Di antara kegiatan pemutaran film dan diskusi, JAFF tahun ini turut menghadirkan pameran seni instalasi karya seniman visual asal Yogyakarta, Octo Cornelius. Karya ini merupakan interpretasi visual tema JAFF17 ‘Blossom’. 

"Bagi saya, berbicara ‘Blossom’ yang menjadi tema JAFF17 adalah merekahnya usia 17, usia anak muda yang produktif. Umur 17 tahun, biasanya anak muda ada sombongnya. Sombongnya adalah pergerakannya. Sebagai anak muda senjatanya adalah bergerak. Hal ini yang saya tuangkan dalam karya saya," ungkap Octo. 

Sebanyak 17 karya Octo Cornelius telah dinikmati oleh para pengunjung JAFF17 dan bahkan beberapa di antaranya sudah laku terjual.

Instalasi koper berukuran raksasa buatan Edy Wibowo juga terpasang di halaman Empire XXI Yogyakarta selama JAFF17 berlangsung. Permukaan instalasi berbahan kulit yang bisa ditulisi tersebut, kini sudah penuh dengan gambar dan tulisan ucapan selamat ulang tahun dari para pengunjung untuk JAFF17.

Koper itu sendiri diketahui dibuat untuk kebutuhan syuting film musikal berjudul 'Melodrama' karya terbaru sutradara Garin Nugroho yang akan segera tayang, dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Amanda Rawles. 

Load More