SuaraJogja.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menangkap Gubernur Papua, Lukas Enembe setelah ditetapkan sebagai tersangka sejak September 2022 lalu atas kasus dugaan korupsi. Dia sebelumnya tak kunjung ditahan karena alasan kesehatan dan keamanan di Papua.
Menanggapi penangkapan tersebut, Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (Pukat) UGM Zaenur Rohman mengapresiasi langkah KPK ini. Menurutnya penangkapan itu adalah langkah satu-satunya yang harus dilakukan oleh lembaga antirasuah dalam perkara tersebut.
"Ya memang penangkapan kemarin itu adalah satu-satunya jalan bagi KPK, karena mau nggak mau Lukas Enembe harus segera diajukan ke persidangan dan itu hanya bisa dilakukan kalau Lukas Enembe berada dalam tahanan KPK," kata Zaenur saat dikonfirmasi awak media, Rabu (11/1/2023).
Selain mengingat status Lukas Enembe yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Jika penahanan itu tak segera dilakukan maka bukan tidak mungkin sikap tidak kooperatif akan terus ditunjukkan oleh Lukas Enembe.
Baca Juga: Simpatisan Serang Balik Polisi hingga Drama Sakit, PSI: Penangkapan Lukas Enembe Bak Film Hollywood
Seperti sejak awal proses penyidikan dilakukan, kata Zaenur, Lukas Enembe berusaha untuk menghindari proses hukum menggunakan berbagai alasan. Termasuk alasan kesehatan dan juga menggunakan masyarakat sebagai tameng untuk upaya menghalangi KPK melakukan penegakkan hukum.
"Nah dalam kasus Lukas Enembe ini kan KPK sejak awal kita lihat gamang tidak tegas dan sebelum itu menurut saya perencanaan KPK untuk perkara ini juga tidak cukup baik," ujarnya.
Hal itu Zaenur ungkapkan bukan tanpa alasa. Ia melihat seharusnya Lukas Enembe bisa diamankan sebelum status tersangka ditetapkan. Sehingga akan meminimalisir resitensi dari para pendukungnya.
"Kita lihat di awal-awal Lukas Enembe beralasan sakit, KPK menghadirkan dokter dari IDI untuk second opinion bahkan sampai ditemui oleh Ketua KPK Firli Bahuri, yang kita ketahui itu sebenarnya dilarang menurut Undang-undang," terangnya.
Sebab pertemuan itu, lanjut Zaenur seakan-akan memberi ruang negosiasi antara penegak hukum dalam hal ini KPK dengan Lukas Enembe sebagai tersangka. Hal itu dinilai sebagai sebuah preseden buruk bagi proses penegakkan hukum.
Baca Juga: Kronologi Penangkapan Lukas Enembe: Ricuh sampai Satu Orang Tewas Tertembak
Dikarenakan bukan tak mungkin ke depan, pihak-pihak lain yang berurusan dengan KPK baik saksi atau tersangka bisa melakukan tindakan serupa. Dalam hal ini mencari-cari alasan agar bisa menghindari proses hukum seperti yang dilakukan oleh Lukas Enembe.
Berita Terkait
-
KPK Belum Ambil Motor Sitaan, Royal Enfield Ridwan Kamil Berstatus Pinjam Pakai
-
KPK Ungkap Alasan Belum Tahan Anwar Sadad Cs di Kasus Dana Hibah Jatim
-
Rugikan Negara Rp 193,7 Triliun, Kejagung Kembali Periksa 12 Saksi Dugaan Korupsi Minyak Pertamina
-
Data ICW: 29 Hakim Terlibat Korupsi, Nilai Suap Capai Rp 107,9 Miliar
-
Harta Koruptor Aman, RUU Perampasan Aset Mandek Lagi
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu