Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 11 Maret 2023 | 19:57 WIB
Gala Premiere fim-film garapan sineas Yogyakarta Jumat. (Kontributor/putu ayu palupi)

SuaraJogja.id - Film garapan sineas Yogyakarta berjudul "Tilik" yang sempat viral pada 2018 dan memenangkan sejumlah penghargaan dalam Festival FIlm Internasional nampaknya menjadi titik awal perkembangan dunia perfilman di DIY.

Sejak film itu dilihat lebih dari 27 juta viewer atau penonton, kini Dinas Kebudayaan (disbud) DIY yang menjadi inisiator gencar membuat film-film baru.

"Saat ini sudah ada sekitar 108 film yang dibuat sineas-sineas jogja sejak 2010 yang dihasilkan dari kompetisi pendanaan film," ujar Kepala Disbud DIY, Dian Lakshmi Pratiwi disela gala premier enam film baru karya sineas muda DIY di Yogyakarta, Jumat (10/03/2023).

Karenanya Disbud sejak sejak beberapa tahun terakhir menggandeng sineas film nasional seperti Garin Nugroho, Hanung Bramantyo dan lainnya untuk membantu pengembangan film-film lokal. Selain itu menguatkan pembinaan para film maker di DIY dan membangun ekosistem yang kuat di kota ini.

Baca Juga: Tayang Mulai 16 Maret, Film Ibils Dalam Darah Bakal Hadir di 6 Negara

Memanfaatkan dana keistimewaan, film-film terbaik pun dipilih dari sejumlah seleksi untuk diberikan melalui kompetisi pembiayaan. Tahun ini sekitar 50 film karya sineas lokal diikutkan dalam kompetisi dan terpilih enam film terbaik.

"Masing-masing film yang terpilih mendapatkan dana pembiayaan sebesar Rp 180 juta," jelasnya. Menurut Dian, enam karya kali ini terdiri dari dua dokumenter dan empat fiksi. Enam film tersebut adalah "Kala Nanti", "Kanaka", "Lebaran Dari Hong Kong", "Nginang Karo Ngilo" dan "Nyalawandi dan Piye Perasaanmu Nek Dadi Aku".

Keenam film ini hanya akan diputar dalam gala premier terbatas kali ini. Setelah itu bisa ditampilkan kembali ke publik dua tahun ke depan.

"Film-film itu nantinya akan diikutkan dalam berbagai festival film nasional dan internasional yang syaratnya tidak boleh dipublish dulu secara terbuka di berbagai platform. Jadi menunggu dua tahun baru nanti bisa ditayangkan ke masyarakat," jelasnya.

Sementara, Dewinta Hutagaol, Head of Corporate Communications and Brand Management Cinema XXI mengungkapkan, kompetisi pembuatan film yang merupakan salah satu wujud komitmen semua stakeholder dalam menumbuhkan ekosistem perfilman Indonesia.

Baca Juga: Diremehkan Nursyah, ini Deretan Film yang Dibintangi Arie Kriting

"Semoga melalui kompetisi seperti ini, semakin banyak karya-karya film yang berkualitas lahir dari insan perfilman Yogyakarta," paparnya

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More