Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 11 Maret 2023 | 22:45 WIB
Tangkapan layar Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jawa Tengah Erupis, Sabtu (11/3/2023). (Twitter/@calyadaa_)

SuaraJogja.id - Erupsi gunung Merapi kerap dikaitkan dengan fenomena lain, yang terkait dengan ekosistem pegunungan. Misalnya saja, turunnya hewan dari kawasan gunung ke lembah bahkan ke permukiman masyarakat.

Sehari sebelum erupsi Merapi terjadi pada hari ini, Sabtu (11/3/2023) siang, seekor kijang liar tertabrak kendaraan, di kawasan Kapanewon Ngaglik, Rabu (8/3/2023) malam.

Kabar kijang liar yang sampai ke kawasan warga dan tertabrak kendaraan itu, diketahui lewat media sosial @merapi_uncover dengan narasi sebagai berikut:

[Breaking News] Kecelakaan Motor vs Kijang (Hewan) jalan kaliurang timur ke arah selatan, jl gandok tambakan, selatan perempatan makam | @obiezul1

Baca Juga: Sejarah Erupsi Gunung Merapi dari Masa ke Masa

KSB Tata Usaha Usaha Taman Nasional Gunung Merapi Yogyakarta, Ahmadi menjelaskan, satwa liar merespon kejadian alam, secara pengalaman bisa jadi ada kaitannya.

"Namun secara ilmiah belum bisa dijelaskan detail," kata dia, dihubungi pada Sabtu.

otUntuk berita terkait kijang tertabrak mor, pihaknya tidak mendapat laporan tersebut.

Melihat isi kabar peristiwa terkait, Ahmadi menilai ada informasi tidak konsisten soal lokasi.

"Tetapi jika itu di Kapanewon Ngaglik, maka diragukan kijang tersebut dari Merapi. Karena melewati kapanewon Pakem dan jauh sekali lebih dari 10 Km. Dan daerah Ngaglik di luar pemantauan kami [BTNGM]," tuturnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi dan Sebar Abu Vulkanik Tebal

Ia menambahkan, jika yang dimaksud peristiwa itu terjadi di kawasan wisata Kaliurang --dekat dengan kantor TNGM--, Ahmadi menyatakan pihaknya telah melakukan cross check ke lapangan.

"Tidak ada kejadian tersebut. Kesimpulan kami, berita tersebut tidak bisa diyakini," ujarnya.

"Kalau kejadian di Ngaglik, bukan kewenangan kami. Karena dapat dipastikan bukan satwa kijang dari kawasan TNGM. Kalau di luar kawasan [pengawasan TNGM] bisa cek ke BKSDA DIY," tuturnya

Sementara secara terpisah, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo meminta masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada.

"Jangan panik dan tidak mudah terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Merapi. Tetap ikuti informasi dan arahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman," kata dia.

Pemkab Sleman terus komunikasi intens dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), lanjutnya.

Terkait upaya mitigasi yang dilakukan, pihaknya telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk secara intens melakukan pemantauan perkembangan aktivitas Gunung Merapi.

Selain itu, mengecek EWS (Early Warning System) agar siap dibunyikan dalam keadaan bahaya. Demikian juga armada dan petugas evakuasi juga siap.

"Kami minta agar melakukan pengamanan wilayah berbahaya 5 Km sesuai rekomendasi dari BPPTKG," jelas Kustini.

Dari erupsi siang tadi, Kustini mengatakan tidak ada wilayah di Sleman yang terdampak hujan abu vulkanik.

"Objek wisata Bunker Kaliadem dan Penambangan di Kali Gendol sudah steril dari aktivitas. Serta wilayah Kaliurang Timur, di seputaran gardu pandang, untuk jalan sudah ditutup dari pengunjung," jelas Kustini.

"Intinya saat ini kita semua waspada. Panewu dan lurah kami minta standby dan intenskan komunikasi dengan petugas BPBD. Kalau sewaktu-waktu terjadi letusan, kita bisa gerak cepat," pungkas Kustini.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More