Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 13 Maret 2023 | 18:29 WIB
Disaster Oasis, salah satu bangunan yang difungsikan sebagai barak pengungsian, bila datang kondisi darurat erupsi Merapi. Gambar diambil pada Senin (13/3/2023).(kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Hasil pantauan lapangan pihak Kalurahan Hargobinangun, sejumlah titik jalur evakuasi Merapi menuju barak pengungsian di Kabupaten Sleman masih ada yang berlubang. Selain itu, penerangan di beberapa jalur evakuasi masih minim.


Kondisi itu diungkap oleh Lurah Hargobinangun, Amin Sarjito, Senin (13/3/2023). 


Usai erupsi pada Sabtu (11/3/2023), pihaknya bersama sejumlah pemangku kepentingan melakukan koordinasi. Yang mana mereka membahas mengenai titik-titik barak pengungsian, kondisi barak dan langkah yang diambil; sebagai bentuk kewaspadaan di tengah aktifnya aktivitas erupsi Gunung Merapi.


Sejauh ini menurutnya, aktivitas masyarakat Kalurahan Hargobinangun dan sekitarnya masih berjalan normal. Hanya memang, pihaknya tetap menyampaikan kepada masyarakat terkait kondisi jalur evakuasi dan poin lain menyangkut upaya mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi.

Baca Juga: Kegiatan Belajar Mengajar Tetap Berlangsung Pasca Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi


"Untuk barak juga sudah kami cek semua terkait kesiapan. Dan sudah kami koordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), khususnya terkait jalur evakuasi," ujarnya, kepada sejumlah wartawan, Senin.


"Masih banyak [jalan] yang berlubang, dikhawatirkan ketika terjadi erupsi di malam hari malah terjadi hal yang tidak kita inginkan," lanjut Amin. 


Ia mengungkap, untuk jalur evakuasi di wilayah Kalurahan Hargobinangun, pihaknya membagi menjadi dua jalur; Jalan Boyong dan Jalan Kaliurang. Pembagian jalur bertujuan mencegah arus lalu-lintas, di tengah upaya pengungsian, sehingga tidak berbenturan atau terlalu padat.

"Jalan Boyong menjadi akses untuk tiga padukuhan; bila ada aktivitas evakuasi dari padukuhan Boyong, Kaliurang Barat ke [Barak] Pandanpuro atau Disaster Oasis, serta untuk Padukuhan Ngipiksari. Sementara itu untuk [warga dari Padukuhan] Kaliurang Timur, nanti lewat Jalan Kaliurang," terangnya. 


Kebutuhan untuk jalur evakuasi di Jalan Boyong, berupa perbaikan jalur dan penerangan jalan. Wilayah tersebut masih gelap gulita di malam hari. Meski pihaknya telah menyampaikan usulan sampai beberapa kali ke Pemerintah Kabupaten Sleman, usulan itu masih belum terealisasi.

Baca Juga: Jangan Panik! Kondisi Gunung Merapi Masih Aman


"[Penerangannya] ada, tapi minim," sebutnya.


Menyinggung soal kapasitas barak, Amin mengungkap saat ini barak pengungsian -salah satunya Pandanpuro- sedang ditinjau ulang. Karena sebelumnya, penggunaannya menyesuaikan situasi pandemi Covid-19.


"Barak sudah dibersihkan dan siap pakai, sudah kami cek semua," ucapnya. 


Pihaknya sekaligus terus memberikan imbauan kepada masyarakat, agar tetap waspada. 


Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo Terkait kondisi terkini Gunung Merapi, Kustini tetap meminta masyarakat agar tetap tenang dan selalu waspada. 


"Kita pantau terus pengamatan dari BPPTKG seperti apa, yang penting saat ini tetap tenang dan waspada. Jangan sampai ada yang beraktivitas dari zona berbahaya yang sudah ditetapkan. Hindari sementara wilayah sungai," pungkas Kustini.


Barak pengungsian juga sudah siap untuk digunakan apabila kondisi darurat berlangsung, imbuh Kustini. Sedikitnya ada sekitar 40 barak pengungsian dan non barak pengungsian, yang dikelola oleh pemerintah.


"Kondisi barak pengungsian baik utama dan penyangga sudah siap, kebutuhan logistik dari dapur umum juga sudah siap jika darurat. Dan seluruh relawan dari Tagana juga [siap]," tegas Kustini. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More