SuaraJogja.id - Sebuah minibus sarat penumpang terguling ke dalam jurang sedalam 5 meter di dasar tanjakan/turunan Clongop Kapanewon Gedangsari Gunungkidul, Kamis (27/4/2023) petang.
Tidak ada korban jiwa, hanya saja belasan penumpang terpaksa dilarikan ke beberapa rumah sakit di Klaten, Jawa Tengah.
Kapolsek Gedangsari, AKP Suryanto menuturkan minibus yang mengalami kecelakaan tersebut berjenis Elf, AA 1324 CA. Minibus ini membawa belasan penumpang rombongan dari Boyolali Jawa Tengah. Kemungkinan mereka melalui tanjakan atau turunan Clongop karena mengikuti arahan google map.
"Memang banyak yang terjebak di Clongop karena google map," tutur dia, Kamis malam.
Kecelakaan tersebut terjadi sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu rombongan baru saja pulang dari berwisata di pantai Gunungkidul. Mereka kemudian pulang melalui Gedangsari lalu turunan atau tanjakan Clongop. Dalam google map memang menjadi rute tersingkat menuju Boyolali.
Hanya saja sopir nampaknya tidak mengetahui Medan sehingga nekat melibas turunan Clongop. Padahal Clongop tidak direkomendasikan untuk kendaraan minibus sejenis Elf.
Bahkan Clongop juga tidak direkomendasikan dilalui kendaraan roda empat yang tidak fit kondisinya dan sopir tak mumpuni.
"Tanjakan atau turunan Clongop ini memang ekstrim. Tanjakannya cukup panjang, dan ketinggiannya bisa di atas 60 derajat," kata dia.
Benar saja, minibus tersebut akhirnya menuruni turunan yang ekstrim. Sebenarnya rombongan dari Boyolali nyaris berhasil sampai di dasar jalur Jalan Gedangsari - Klaten ini. Namun beberapa ratus meter sebelum sampai dasar jalan, Minibus mengalami rem blong.
Saat itu posisi minibus masih berada di jalan berkelok sehingga meluncur tak terkendali dan masuk ke kebun jati milik warga.
Minibus kemudian terperosok ke dalam jurang sedalam 5 meter dan kemudian terbalik. Belasan penumpang terjepit di dalamnya
"Untungnya tidak ada korban jiwa. Sebagian luka ringan, namun sebagian ada yang luka berat. Termasuk sopir," ungkapnya.
Minibus yang dikemudikan oleh Agus Fredy warga Boyolali ini membawa 16 penumpang. Enam diantaranya anak-anak dan sisanya merupakan orang dewasa. Semua korban sudah dilarikan ke rumah sakit di Klaten.
Sementara bangkai kendaraan masih teronggok di dasar jurang. Proses evakuasi terkendala oleh Medan di samping karena cuaca yang tidak bersahabat. Hujan deras dan minimnya penerangan menjadi hambatan untuk evakuasi.
Suryanto mengingatkan kepada warga atau pengguna jalan untuk menghindari jalur ini. Karena tanjakan atau turunan Clongop memang ekstrim dengan karakter tanjakan panjang dan berkelok-kelok.
Berita Terkait
-
Daftar Penumpang Meninggal dalam Tragedi Speedboat Terbalik di Indragiri Hilir
-
Mimpi Rakha Terkubur! Nekat Nyalip Sebelah Kiri, Nyawa Mahasiswa Terhempas dalam Kecelakaan Maut di Jalan H Imam Munandar Pekanbaru
-
Sopir Ungkap Detik-detik Elf Masuk Jurang di Bandung Barat, Lewati Jalan Sempit Ikuti Arahan Google Maps
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Siap-Siap, Dana Rp50 Juta Mengalir ke Padukuhan Sleman di 2026, Infrastruktur Jadi Fokus Utama
-
Pasca Kasus Keracunan, Kulon Progo Bentuk Satgas Makan Bergizi Gratis, Apa Saja Kewenangannya?
-
Terminal Imogiri Bakal Disulap Jadi Lebih Modern, Danais Rp19,2 Miliar Siap Digelontorkan?
-
DIY Terancam Rusak: GKR Mangkubumi Desak Stop Total Tambang di Merapi dan Bantul
-
Campak Mengintai: Yogyakarta Tingkatkan Deteksi Dini, Vaksinasi Jadi Kunci