SuaraJogja.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memprediksi musim kemarau kali ini akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya. Musim kemarau sendiri akan mulai berlangsung pada akhir April ini hingga Oktober mendatang.
Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menuturkan apabila dibandingkan dengan rata-ratanya, Awal Musim Kemarau 2023 di DIY bervariasi dari maju 1 dasarian, mundur 1 dasarian dan sama dengan rata-ratanya. Dengan perincian 2 ZOM (25%) maju, 3 ZOM (37.5%) mundur dan 3 ZOM (37.5%) sama dengan rata-ratanya.
"Dari 8 Zona Musim (ZOM) di DIY, 2 ZOM (25%) diprakirakan akan mulai memasuki musim kemarau pada April 2023 dan 6 ZOM (75%) pada Mei 2023," kata Reni dalam keterangannya, Jumat (28/4/2023).
Disampaikan Reni, sifat hujan selama musim kemarau 2023 di DIY diprakirakan seluruhnya normal. Sedangkan puncak musim kemarau 2023 di DIY diprakirakan berlangsung antara Juli hingga Agustus 2023.
Sementara panjang musim kemarau bervariasi dengan perkiraan antara 16 sampai 20 dasarian. Dengan rinciannya 1 ZOM (12.5%) selama 16 dasarian, 1 ZOM (12.5%) selama 17 dasarian, 4 ZOM (50%) selama 18 dasarian, 1 ZOM (12.5%) selama 19 dasarian dan 1 ZOM (12.5%) selama 20 dasarian.
"Perkiraan kami musim kemarau 2023 akan berakhir Oktober. Masing-masing kabupaten memiliki waktu berbeda-beda," ungkapnya.
Reni menuturkan akhir musim kemarau 2023 di DIY terjadi pada Oktober dasarian I untuk Kabupaten Kulon Progo bagian Utara. Lalu Oktober dasarian II untuk Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan selatan serta Oktober dasarian III wilayah Kota Jogja, seluruh Kabupaten Sleman dan Bantul, Kabupaten Kulon Progo kecuali Kapanewon Samigaluh dan Kalibawang serta Kabupaten Gunungkidul bagian utara.
BMKG mengimbau seluruh pihak baik dari pemerintah daerah dan masyarakat luas agar lebih siap untuk mengantisipasi hal itu. Termasuk dengan kemungkinan musim kemarau yang lebih kering dan panjang tahun ini.
Untuk daerah-daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah, kata Reni, perlu melakukan langkah antisipasi memilih budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air. Kemudian ia meminta semua pihak waspada dengah potensi kebakaran hutan, lahan dan semak.
Baca Juga: Empat Kecamatan di Bantul Rawan Kekeringan, BPBD Perbanyak Distribusi Air Bersih selama Kemarau
"Kami imbau masyarakat unutk mewaspadai kebakaran hutan, lahan dan semak. Termasuk dengan diharapkan dapat menghemat penggunaan air bersih," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Masih Ada Harapan! Begini Skenario Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
Terkini
-
Radiasi Cesium-137 di Cikande Bisa Bertahan 30 Tahun, Pakar Ingatkan Bahayanya
-
Skema Baru Prabowo: Dana Rp200 T Siap Cair, Kampus Jogja Jadi 'Problem Solver' Industri
-
Bukan Asal Manggung! Ini 7 Spot Resmi Pengamen di Malioboro, Ada Lokasi Tak Terduga
-
Nataru 2025: Pemerintah Gercep Benahi Infrastruktur, AHY Janjikan Libur Aman dan Nyaman!
-
Pasca Tragedi Ponpes Al-Khoziny, AHY Minta Pemda Perketat Pengawasan Bangunan Pesantren