SuaraJogja.id - Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) meminta penanganan potensi kekeringan selama musim kemarau oleh pemerintah daerah tidak sekadar diwujudkan melalui "dropping" atau distribusi air bersih.
Peneliti PSBA UGM Djati Mardiatno di Yogyakarta, Minggu mengatakan banyaknya intensitas distribusi air bersih menunjukkan bahwa manajemen risiko kekeringan di suatu daerah masih perlu diperbaiki.
"Distribusi air bersih kan sifatnya hanya respons ya. Keberhasilan penanganan bencana kekeringan justru ditandai berkurangnya 'dropping' yang dilakukan," ujar dia.
Djati menuturkan bahwa sedikitnya pasokan air bersih ke daerah yang dilanda kekeringan menadakan bahwa pemda bersama warga setempat telah mampu memitigasi dan mengantisipasi jauh sebelum kekeringan terjadi.
Baca Juga: Dinkes DIY Sebut Kasus Anemia Berisiko Pengaruhi Angka Stunting di DIY
Ia mencontohkan, di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang setiap tahun beberapa wilayahnya mengalami kekeringan semestinya telah terbangun sarana sumur bor serta pipanisasi secara memadai hingga menjangkau seluruh permukiman warga.
Selain itu, warga setempat juga dipastikan telah memiliki budaya memanen air hujan dengan cara menyiapkan tandon air secara mandiri.
Kendati BMKG meramalkan bahwa musim kemarau yang terjadi tahun ini lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menurut dia, dengan kesiapan itu pemda dan warganya tetap tenang menghadapi kemungkinan terjadi kekeringan.
"Sebetulnya kita kan sudah beberapa kali menghadapi fenomena 'El-Nino'. Belajar dari pengalaman semestinya sudah tidak kaget lagi," kata dia.
Karena saat ini telah memasuki musim kemarau, menurut Djati, kampanye memanen air hujan bisa dikatakan terlambat meski masih memungkinkan dilakukan.
Baca Juga: Kunjungi Jogja, Pemkot Shanghai Perkuat Kerja Sama Persahabatan dengan Pemda DIY
"Semestinya itu dilakukan saat awal musim hujan kemarin. Sekarang antisipasinya adalah menghemat air. Gunakan air secukupnya untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia.
Berita Terkait
-
Guru Besar UGM Dipecat buntut Terlibat Kasus Kekerasan Seksual
-
Formappi Harap DPR Tak Ulang Kesalahan RUU TNI Saat Bahas RUU Polri
-
Kritik Keterlibatan Ketua KPK di Danantara, PUKAT UGM: kalau Terjadi Korupsi Mau Bagaimana?
-
Harta Karun Zaman Besi Ditemukan di Inggris, Bernilai Rp 5,4 Miliar!
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis