SuaraJogja.id - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja menyebut masih kurangnya kebutuhan hewan kurban di wilayahnya. Padahal di satu sisi permintaan hewan ternak untuk kurban oleh masyarakat pada tahun ini semakin meningkat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana mengakui bahwa permintaan kebutuhan kebutuhan hewan kurban di Kota Yogyakarta semakin tinggi. Melandainya angka Covid-19 menjadi salah satu faktornya.
Namun meningkatnya permintaan kebutuhan itu tidak dibarengi dengan ketersediaan hewan ternak. Ia mengungkapkan bahwa stok sapi atau kambing yang dimiliki peternak di Kota Yogyakarta sangat terbatas dalam memenuhi permintaan masyarakat.
Hal itu membuat sejumlah masyarakat harus mencari hewan kurban dari luar kota. Mengingat terbatasnya stok yang ada di Jogja.
"Kurangnya pasokan hewan sapi dan kambing di Kota Yogyakarta membuat masyarakat membeli hewan di luar kota," ucap Suyana, Selasa (13/6/2023).
Berdasarkan data dari DPP Kota Jogja, tahun lalu stok sapi yang dibutuhkan mencapai 2.200 ekor. Namun yang tersedia di Kota Yogyakarta hanya ada 100 ekor saja.
Tidak berbeda jauh dengan kondisi stok kambing pada tahun lalu yang membutuhkan 3.500 ekor. Namun hanya bisa tersedia 500 ekor.
Pihaknya tidak melarang masyarakat untuk membeli hewan-hewan kurban itu dari luar kota. Namun diimbau untuk tetap waspada dan memilih hewan ternak dengan kondisi sehat.
"Boleh-boleh saja (beli dari luar kota) asalkan hewan tersebut memenuhi syarat dengan memiliki keterangan surat kesehatan hewan kurban dari daerah asal pengambilan hewan," tuturnya.
Baca Juga: Viral! Sultan Jogja Menikah di Kebun Binatang, Warganet: Vibes-nya Safari Malam
Jelang Iduladha, DPP Kota Jogja juga secara rutin sudah melakukan pantauan hewan kurban di wilayahnya. Selain kesehatan hewan, para pedagang diharapkan lebih memperhatikan kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan serta menjaga lingkungan.
Selain sudah mulai melakukan pemantauan kepada hewan-hewan kurban. Pihaknya juga memberikan sosialisasi bagi penyembelih hewan kurban di 14 Kemantren di Kota Yogyakarta.
Suyana menghimbau, masyarakat tidak mencuci isi perut atau jeroan hewan kurban di sungai. Pasalnya, selain air di sungai yang mengandung E coli, mencuci jeroan di sungai juga dapat mencemari lingkungan.
"Kami menghimbau untuk warga Kota Yogyakarta agar tidak membuang atau mencuci isi perut hewan kurban ke sungai. Ini dapat mencemari sungai dan membawa bakteri yang menempel seperti E coli yang bisa menyebabkan sakit perut," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
Jelang Vonis, Pengacara Terdakwa Kecelakaan Maut BMW Minta Hakim Kurangi Hukuman, Ini Alasannya
-
Dompet Digitalmu Bisa Penuh, Ini Cara Aman & Efektif Klaim DANA Kaget
-
Penghormatan Terakhir, Raja Keraton Jogja, Sultan HB X Dijadwalkan Melayat Paku Buwono XIII Besok
-
Pemakaman PB XIII di Imogiri: Menguak Kisah Kedhaton yang Belum Selesai
-
Pemakaman PB XIII Digelar di Imogiri, Abdi Dalem Mulai Siapkan Keranda dan Liang Lahat