SuaraJogja.id - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta memastikan ketersediaan LPG mencukupi hingga hari raya Iduladha mendatang. Selain stok yang cukup, pihaknya juga tetap menjaga stabilitas harga di pasaran.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan pemerintah punya peran dalam menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan LPG bersubsidi. Agar tetap sesuai dengan kebutuhan pokok masyarakat di banyak lapisan.
"Paling dekat ini menjelang hari raya Iduladha, di mana kebutuhan masyarakat akan meningkat. Berdasarkan pantauan kami di lapangan, dapat dipastikan dari 14 agen dan 800 pangkalan LGP di Kota Yogyakarta, cukup mewadahi kebutuhan masyarakat hingga 2 bulan ke depan dan harganya juga stabil," kata Ambar, Sabtu (17/6/2023).
Ambar menuturkan sesuai peraturan yang ada, distribusi LPG bersubsidi dari agen 80 persen harus menuju ke konsumen secara langsung. Lalu sisanya sebanyak 20 persen ke pangkalan atau pengecer.
Hal itu untuk tetap menjaga distribusi LPG bersubsidi bisa tepat sasaran. Menjaga ketersediaan barang dan tentunya stabilitas harga.
Selain berperan dalam menjaga distribusi, ketersediaan dan harga LPG bersubsidi, kata Ambar, pihaknya juga hadir untuk memastikan perlindungan konsumen. Termasuk untuk memastikan HET tetap sesuai dengan aturan.
"Tentu harapan kami, para agen juga ikut harus memonitor pangkalan atau pengecer. Agar menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi atau HET, tidak mengambil keuntungan terlalu tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya berharap masyarakat dapat terlayani dengan baik. Dilihat dari stabilitas harga yang terjaga dan ketersediaan LPG bersubsidi mencukupi.
"Hal ini juga merupakan salah satu kontribusi bagi kepentingan pengendalian inflasi, untuk kepentingan aspek kinerja pembangunan Kota Yogyakarta menjadi lebih optimal," kata Aman.
Baca Juga: Resep Rendang Daging Sapi, Olahan Daging Kurban yang Menggugah Selera di Idul Adha
Kehadiran para agen dan pangkalan LPG, tambah Aman, menjadi bagian terdepan dan kontributor pengendalian inflasi di Kota Yogyakarta. Sebab pemerintah tidak bisa bekerja sendirian melainkan tetap membutuhkan penguatan ekosistem dari berbagai elemen tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia
-
Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
-
Dua Bulan Berlalu, Kasus Makam Diplomat Diacak-acak 'Ngambang', JPW Desak Polisi Tindaklanjuti
-
Rekam Jejak Ahmad Dofiri, Mantan Kapolda DIY yang Ditunjuk Prabowo untuk Reformasi Polri
-
Mahasiswa Bisnis Wajib Tahu: AI Tools Ubah Tugas Keuangan Jadi 10 Detik