SuaraJogja.id - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Bantul ditutup sejak dua hari terakhir mulai Minggu (16/7/2023). Penutupan dilakukan dalam rangka penataan sampah akibat tingginya volume sampah yang masuk ke kawasan tersebut.
Akibatnya sampah di sejumlah depo di Kota Yogyakarta menumpuk. Sebut saja di Depo TPS Lempuyangan yang dipadati sampah-sampah hingga ke badan jalan. Kondisi serupa juga terjadi di depo Sorosutan yang dipenuhi sampah.
"Ya seperti biasa kalau hari-hari tertentu [sampah] ya harus kita tata. Supaya nanti bisa maksimal dalam pelayanan," papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji, Selasa (18/7/2023).
Untuk mengantisipasi makin menumpuknya sampah di berbagai depo, Kuncoro meminta masyarakat mengurangi sampah. Warga diharapkan tidak membuang sampah secara berlebihan.
Selain itu warga dihimbau memilah dan mengolah sampah masing-masing. Hal ini sesuai kebijakan zero sampah anorganik dengan pemilahan sampah dari rumah tangga yang diterapkan Kota Yogyakarta.
"Iya satu-satunya yang bisa menyelesaikan ya itu [mengurangi sampah yang dibuang], selama ini karena memang tempatnya terbatas. Kalau semuanya dibuang secara campur ya jelas suatu saat tidak memungkinkan lagi [menampung sampah]," tandasnya.
Pemilahan sampah itu, lanjut Kuncoro cukup efektif untuk mengurangi sampah yang dibuang ke TPST Piyungan. Karenanya gerakan pengurangan sampah dari rumah tangga perlu terus dilakukan.
"Secara signifikan memang berkurang dan berpengaruh. Tetapi juga itu tetap menjadi persoalan ketika kita tidak mengurangi sampah," ungkapnya.
Kuncoro menambahkan, selama musim kemarau kapasitas TPST per hari mencapai 750 ton. Namun saat Yogyakarta diguyur hujan beberapa waktu lalu, maka volume sampah semakin tinggi. Karenanya masyarakat kembali dihimbau untuk mengurangi volume sampah agar sampah depo-depo tidak semakin meluber.
Baca Juga: Disebut Timbulkan Bau Busuk, Warga Tuntut TPST Samtaku Jimbaran Ditutup
"Karena hujan kemarin ya, memang beratnya agak tinggi karena ada airnya. Istilah habis [masa TPST] dan tidak kan sangat bergantung pada kondisi yang ada di lapangan," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk