Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 23 Juli 2023 | 17:15 WIB
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (14/3/2023). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko].

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih mencatat ratusan luncuran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 14-20 Juli 2023.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 281 kali ke arah barat hingga selatan," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (23/7/2023).

Luncuran itu meliputi 1 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh 1.000 meter, 2 kali ke hulu Kali Senowo1 sejauh maksimal 500 meter, 8 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 2.000 meter. Lalu sebanyak 270 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh 1.800 meter.

Baca Juga: Daya Tarik Museum Gunung Merapi, Jadi Tempat Wisata Sejarah Serta Edukasi

"Suara guguran terdengar 34 kali dari pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," imbuhnya.

Agus menuturkan dari hasil analisis morfologi kubah barat daya mengalami perubahan akibat aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan.

"Berdasarkan foto udara tanggal 24 Juni 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.465.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.346.500 meter kubik," ujarnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 984 kali. Intensitas kegempaan pada minggu ini masih tergolong cukup tinggi.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 3 cm per hari.

Baca Juga: BPPTKG Pastikan Gempa Bantul Semalam Tak Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujarnya.

Load More