SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo (jokowi) mentargetkan angka kemiskinan ekstrim di Indonesia bisa mencapai 0 persen pada 2024 mendatang. Namun target ini dikhawatirkan banyak pihak tidak akan bisa tercapai mengingat dari data Badan Pusat Statistik(BPS), angka kemiskinan ekstrim di negara ini masih sekitar 1,12 persen pada Maret 2023 ini.
Karenanya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pun mempercepat penguatan desa wisata selain memetakan jumlah warga miskin ekstrim. Hal ini dimungkinkan mengingat saat ini ada lebih dari 4.600 desa wisata di Indonesia.
"Salah satu target pak presiden pada 2024 indonesia bisa angka kemiskinan ekstrim nol itu kuncinya di desa. Kunci yang utama adalah data makanya kami sangat harapkan semua komponen desa memperkuat dan update warga miskin ekstrim supaya penanganan fokus dan gak salah sasaran," papar Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar dikutip Kamis (27/7/2023).
Menurut politisi PKB tersebut, penguatan dan pengembangan desa wisata menjadi bagian keberlanjutan capaian program nol persen kemiskinan ekstrim tersebut. Diantaranya melalui pemberdayaan masyarakat desa dalam mengembangkan karakteristik dan potensi yang dimiliki.
Baca Juga: Ekonomi Berangsur Pulih, Penduduk Miskin di Jateng Turun 66,73 Ribu Jiwa
Dalam upaya pengembangan desa wisata, kelompok marjinal dan kelompok rentan ikut dilibatkan. Desa-desa pun bisa memanfaatkan dana desa untuk pengembangan desa wisata. Pemerintah tahun ini menganggarkan APBN untuk dana desa mencapai Rp 70 Triliun.
"Karena pemeliharaan atas keberhasilan nol persen miskin ekstrim di indonesia harus dilakukan salah satunya dengan desa wisata dan pemanfaatan dana desa untuk padat karya yang melibatkan kelompok marjinal, kelompok rentan. Kemudian warga miskin yang ekstrim yang sudah terentaskan [dari kemiskinan] harus dirawat dengan padat karya tunai desa," tandasnya.
Selain penguatan desa wisata, Kemendes PDTT juga ikut terlibat dalam program ASEAN Village Network bersama negara-negara ASEAN. Jejaring Desa ASEAN ini menjadi alat yang efektif untuk memperkuat desa-desa dalam menghadapi beragam masalah desa, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
"Melalui ASEAN village network, desa diharapkan dapat mengembangkan strategi dan kebijakan inovatif yang dapat menjawab tantangan unik yang dihadapi oleh masyarakat desa hingga ke tingkat regional. Strategi bersamanya melalui desa wisata, desa digital dan one village one product," tandasnya.
Sementara Direktur Utama BPD DIY, Santoso Rohmad mengungkapkan dunia perbankan ikut berperan dalam pengembangan program one village one product. Program mendorong pertumbuhan ekonomi melalui desa.
"Bagaimana one village one produk harus didukung dengan teknologi dalam rangka pengembangan pemasaran produk-produk diy. Kemudian transaksi juga harus transaksi berdasarkan teknologi," jelasnya.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Blak-blakan Budiman Sudjatmiko: dari Kereta Barang hingga Rencana Dahsyat Entaskan Kemiskinan
-
Rp30 Triliun Zakat: Benarkah Cukup untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem?
-
Antam Perkuat Peran BUMN dalam Pengentasan Kemiskinan melalui Safari Ramadan dan Pasar Murah
-
5 Rencana Sekolah Rakyat Prabowo: Punya Misi Putus Rantai Kemiskinan
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital