SuaraJogja.id - Ketua Umum (Ketum) Partai Ummat Ridho Rahmadi menyoroti titik singgung partai-partai politik yang berkoalisi jelang Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya kondisi sekarang ini tak ada titik singgung yang berarti antar parpol yang berkoalisi sehingga mudah terpecah.
Ridho menilai bahwa terkhusus untuk urusan menentukan sosok capres maupun cawapres terlalu disandarkan pada proses pragmatis. Hal itu yang membuat tidak kesamaan ideologis atau paling tidak mendekati dari antar partai dalam koalisi tersebut.
"Jadi kekhawatiran kita itu gini, ketika urusan copras capres itu disandarkan pada proses-proses yang pragmatis ataupun kalau ada koalisi, koalisi yang tidak berdasarkan titik singgung yang sifatnya ideal atau yang minimal mendekati ideologis lah berusaha ke arah sana," kata Ridho ditemui usai Apel Akbar Pemenangan Ummat di Kantor DPW Partai Ummat, Sabtu (26/8/2023).
Hampir seluruh koalisi parpol yang ada, kata Ridho, hanya kosong begitu saja. Hal itu yang membuat mudahnya koalisi tersebut terpecah.
"Jadi titik singgung koalisi sekarang itu apa, yang kita lihat sekarang hampir-hampir tidak ada. Jadi mereka kosong saja, makanya mudah pecah kongsi," ujarnya.
Kondisi itu kemudian berpengaruh dalam menetukan siapa sosok yang akan mewakili mereka sebagai capres dan cawapres.
"Akhirnya juga ketika memasangkan seperti main-main saja, padahal ini urusan satu negara. Ini yang kita kritisi," imbuhnya.
Diharapkan Ridho, ada titik singgung yang muncul saat koalisi itu terbentuk. Meliputi pula kesepakatan untuk kriteria capres yang kemudian nanti akan diajukan.
Sehingga pemilihan sosok capres pun tak lantas asal pilih saja. Tetapi sudah melalui kesepakatan bersama dan tentu mempertimbangkan kebutuhan bangsa.
"Kita harapkan titik singgung koalisi itu adalah kesepakatan kriteria capres itu A sampai Z seperti ini, didasarkan kepada kebutuhan mutlak bangsa ini seperti apa. Itu baru betul prosesnya. Dari situ kriteria kemudian baru nama-nama," cetusnya.
Terkait dengan munculnya wacana memasangkan Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo, Ridho tak mau berandai-andai.
"Tapi kenyataannya sudah seperti ini yang beredar demikian. Nah perkara pasang memasang ini ya, seandainya nanti kemudian Ganjar dengan Anies, nah itu kan seandainya, itu kan nanti kan, insya allah kalau terjadi kita jawab nanti. Jadi kita ketemu lagi," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Tak Terpengaruh Wacana Duet Ganjar-Anies, Partai Ummat Tegaskan Tetap Bulat Dukung Anies di Pilpres 2024
-
Ketum Demokrat Tak Tampak Saat Anies Sambangi Cikeas, Sudirman Said: Hari Ini dengan Pak SBY Bukan Pak AHY
-
Tegaskan Koalisinya Saat Ini Solid, Anies Soal Manuver PPP: Kita Sudah Lampaui Itu Semua
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus