SuaraJogja.id - Harga beras tengah merangkak naik dalam beberapa hari terakhir. Menyikapi hal itu Kepala Disperindag Sleman Mae Rusmi Suryaningsih memberikan sejumlah imbauan dan saran kepada masyarakat.
Salah satu satunya untuk mencoba alternatif bahan pangan selain beras. Misalnya saja umbi-umbian yang bisa diolah untuk pengganti karbohidrat dari nasi.
"Sebenarnya ada banyak bahan alternatif ya untuk pengganti karbohidrat itu. Ada ketela, yang jelas terjangkau harganya. Kemudian jagung godog. Saya kira banyak umbi-umbian, ketela itu bisa diparut terus dikukus, itu enak juga untuk pengganti karbohidrat," kata Mae dihubungi, Sabtu (2/9/2023).
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak membuang-buang nasi. Terlebih saat mengambil untuk dimakan sendiri baik di warung makan maupun di rumah.
Sebab selain bisa untuk menghemat biaya untuk membeli beras. Hal itu turut sebagai upaya untuk mengurangi timbulan sampah.
"Terpenting lagi ini kita upayakan untuk tidak mengambil nasi dan lainnya itu melebihi yang kita perlukan. Kadang-kadang ada sisa nasi, sekarang saatnya berhemat sekaligus mengurangi timbulan sampah. Kalau biasanya makan di warung itu kan ngambil sendiri ya sekiranya cukup saja," tuturnya.
Ia memastikan stok ketersediaan beras di Bumi Sembada masih memadai. Setidaknya cadangan beras di Sleman masih cukup hingga tiga bulan ke depan.
Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk tidak perlu melakukan panic buying. Namun tetap belanja secukupnya saja agar tak terjadi lonjakan harga yang lebih tinggi.
"Belanja secukupnya saja. Stok kita aman. Cadangan pangan aman, bulog aman, jadi belanja secukupnya saja. Jadi nanti biar pelan-pelan bisa turun. Apalagi jelang hari raya nanti bulan Desember semoga sudah turun lagi," tandasnya.
Baca Juga: Ternyata Ini Biang Keladi Harga Beras Terus Naik
Di sisi lain, Disperindag Sleman juga berencana untuk melakukan intervensi harga beras. Termasuk dengan melakukan operasi pasar dan bazar murah di sejumlah titik.
Saat ini koordinasi dengan bulog terus dilakukan untuk penyaluran beras SPHP (stabilitas pasokan dan harga pangan) ke masyarakat. Sehingga kebutuhan beras di masyarakat dapat terpenuhi dan semakin menurunkan harga di pasaran.
"Rencana nanti akan intervensi harga dengan melakukan operasi pasar nanti rencana di Pasar Gamping. Sedang koordinasikan dengan bulog, nanti akan ada juga bazar murah di 17 Kapanewon di akhir September," jelas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik