SuaraJogja.id - Pascaditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 18 September 2023 kemarin, Pemda DIY terus berbenah untuk memenuhi indikator dan syarat-syarat yang ditetapkan. Untuk mengantisipasi kekhawatiran penggusuran warga sebagai dampak predikat tersebut, Pemda DIY diminta untuk tidak semena-mena dalam menerapkan kebijakan pembangunan dalam rangka mendukung Sumbu Filosofi.
Relokasi warga terdampak Sumbu Filosofi perlu dilakukan secara humanis. Riak-riak protes warga perlu ditangani dengan baik tanpa harus merugikan warga.
"Kalau melihat pengalaman relokasi pkl (pedagang kaki lima-red) malioboro ke teras malioboro 1 dan 2, kita harapkan pemda juga tidak asal [menggusur warga]," ungkap Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana disela pembangunan Masjid Nurul Hidayah di kawasan cagar budaya Pathuk, Yogyakarta, Kamis (21/09/2023).
Menurut Huda, alih-alih menambah masalah, predikat Sumbu Filosofi mestinya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga upaya meningkatkan angka wisatawan ke DIY dengan menjual predikat Sumbu Filosofi tidak akan merugikan warga lokal.
Karenanya penetapan kawasan Sumbu Filosofi dari Tugu Jogja hingga Panggung Krapyak sebagai warisan budaya dunia tidak boleh hanya jadi momentum penetapan semata. Predikat itu mestinya berdampak secara luas ke depan untuk kesejahteraan masyarakat.
Apalagi di Indonesia saat ini baru ada lima Warisan Dunia yang ditetapkan UNESCO. Sebelumnya UNESCO menetapkan Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019) sebagai Warisan Dunia dari Indonesia.
"Artinya warisan dunia yang tidak benda sumbu filosofi ini maka imbasnya diharapkan bisa berimbas langsung pada wisata di yogyakarta, termasuk kesejahteraan masyarakat," tandasnya.
Sementara sesepuh Masjid Nurul Hidayah menjelaskan pembangunan masjid tersebut jadi salah satu pendukung pengembangan wisata di kawasan wisata bakpia Pathuk yang jadi bagian dari Sumbu Filosofi DIY. Dikelilingi empat bangunan cagar budaya di sekitar masjid, keberadaan rumah ibadah tersebut sebenarnya sudah ada sejak 1958.
"Awalnya adalah musala tahun 1958, baru tahun 1978 beralih fungsi jadi masjid. Ada empat bangunan cagar budaya yang mengelilingi masjid ini," ungkapnya.
Baca Juga: Diajak Keliling Sumbu Filosofi Naik Tayo, Banyak Pelajar Jogja Tak Kenal Tugu Pal Putih
Karenanya masjid yang dibangun kembali ini konsepnya disesuaikan dengan bangunan-bangunan bersejarah di sekitarnya. Dengan demikian tidak sekedar jadi tempat ibadah warga dan wisatawan yang datang ke kawasan bakpia Pathuk namun juga jadi kawasan wisata tersendiri.
"Masjid ini diharapkan jadi wisata baru di kawasan patuk," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Tahun Ini, Pemerintah Targetkan 200 Sekolah Rakyat, 53 Unit Sudah Siap, 147 akan Dibangun
-
Sekolah Rakyat Belum Siap, Mendikdasmen: Bisa Mulai Agustus atau September
-
Peran Swasta Dukung Pembangunan Pemerintah Daerah
-
Pemerintah Ungkap Nasib Pembangunan Tol Puncak Setelah Efisiensi Anggaran
-
Wamendagri Ribka: Asta Cita Presiden Jadi Acuan Penyusunan RKPD
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan