SuaraJogja.id - Sumbu Filosofi Yogyakarta yang membujur dari Panggung Krapyak, Keraton Y0gyakarta hingga Tugu Pal Putih, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada Senin (18/9/2023).
Penetapan Warisan Dunia itu dilakukan dalam sidang Komite World Heritage UNESCO yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.
Mengupas terkait warisan budaya tak benda berupa jalan lurus yang memotong kawasan Malioboro ini, terdapat sejumlah fakta yang perlu diketahui hingga akhirnya ditetapkan sebagai Warisan Dunia. Berikut enam fakta Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah dirangkum Suarajogja.id:
1. Dibuat oleh Sultan Hamengku Buwono I
Sumbu Filosofi Yogyakarta pertama kali dicetuskan oleh Raja Keraton Yogyakarta yakni, Sultan Hamengku Buwono I. Sebagai salah satu situs yang telah menjadi warisan budaya, Sumbu Filosofi juga merupakan konsep tata ruang kota yang dibangun Hamengku Buwono I.
Raja Yogyakarta ini membangun Yogyakarta sembari membuat Sumbu Filosofi Yogyakarta yang sarat sejarah dan budaya pada 1755.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa maksud dibangunnya Sumbu Filosofi ini untuk membuat simbol Islam Jawa yakni, "Memayu Hayuning Bawana serta Manunggaling Kawula lan Gusti" atau dalam bahasa Indonesia artinya, mempercantik keindahan dunia dan bersatunya raja dengan masyarakat.
2. Keseimbangan antar hubungan makhluk dengan Tuhannya
Melansir dari laman Kemendikbud, Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan sebuah simbol. Simbol di sini mengarah pada hubungan makhluk yakni manusia dengan Tuhannya atau dalam Islam adalah Hablumminallah serta hubungan manusia satu dengan manusia lain serta manusia dengan alam.
Baca Juga: Sumbu Filosofi Siap Disidangkan, Pemda DIY Tunggu Kepastian UNESCO
3. Digaungkan lagi sejak Covid-19
Rencana menjadikan Sumbu Filosofi Yogyakarta sudah tersiar sejak 2014. Namun rencana itu kembali digaungkan ketika Covid-19 melanda Jogja.
Hal itu juga selaras dengan rencana penataan sejumlah Pedagan Kaki Lima (PKL) di sepanjang Jalan Malioboro yang berada di kawasan tersebut.
4. UNESCO meninjau pada 2022 lalu
Gaung menjadikan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia terus berlanjut tiap tahun. Puncaknya pada 2022 lalu tim perwakilan dari UNESCO meninjau lokasi sepanjang Malioboro hingga ke Panggung Krapyak pada 23 - 25 Agustus 2022 lalu.
Hal ini juga sebagai evaluasi dan pemenuhan syarat bagi Pemda DIY termasuk Kemendikbud untuk pengajuan menjadi warisan budaya dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
-
Menkeu Purbaya Sindir Dirut Bank BUMN: Mereka Pintar Cuma Malas, Sabtu-Minggu Main Golf Kali!
Terkini
-
Cara Cerdas Jogja Atasi Darurat Sampah: Sisa Makanan Jadi Pakan Ternak, Tiap Warga akan Diberi Ember
-
Tak Mau Euforia, Pelatih PSS Sleman Ungkap Prioritas Utama Setelah Kalahkan Persiba
-
Sempat Tertinggal, PSS Sleman Bangkit di Babak Kedua! High Press Jadi Kunci?
-
Mitos Baju Hijau di Pantai Selatan: Benarkah Larangan Nyi Roro Kidul Berbasis Sains?
-
Dapat DANA Kaget Gampang-Gampang Susah, Siapa Bilang? Ini Link Klaim Terbaru Khusus untuk Anda