SuaraJogja.id - Proses pengusulan kawasan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia ke UNESCO semakin dekat. Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY telah mengirimkan berkas usulan yang dibutuhkan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk disampaikan kepada UNESCO.
"Kami sudah kirim berkasnya ke unesco," ujar Kepala Disbud DIY, Dian Lakshmi Pratiwi di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (24/02/2023).
Saat ini, menurut Dian, Pemda DIY menunggu kepastian UNESCO untuk menyidangkan kawasan sumbu filosofi dalam sidang di Riyadh, Arab Saudi. Kepastian itu dimungkinkan diberikan UNESCO pada Maret atau April 2023 mendatang.
Bila kepastian tersebut didapat, maka sidang penetapan akan dilakukan pada September 2023 mendatang. Nantinya sidang akan membahas kawasan sumbu filosofi sebagai warisan budaya tak benda dunia yang merujuk garis imajiner landmark atau kawasan yang menghubungkan titik Panggung Krapyak dan Tugu Yogyakarta yang melintasi Malioboro serta Keraton Yogyakarta.
"Kami masih menunggu informasi dari sana [UNESCO] kalau ada info berikutnya. Kalau diprosesnya mohon doa restunya prosesnya bisa lancar kita akan masuk sidang di september di riyadh," jelasnya.
Dian menambahkan, sebelumnya pada Agustus 2022 lalu, tim penilai dari UNESCO telah menyambangi DIY. Kedatangan mereka dilakukan untuk menilai langsung kawasan Sumbu filosofi Yogyakarta.
Tim tersebut juga menilai fakta di lapangan terkait usulan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Dunia kategori 'The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks'. Dari hasil peninjauan tersebut, tim penilai telah memberikan sejumlah catatan dan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh Disbud DIY.
Disbud pun telah menindaklanjuti seluruh catatan yang diberikan dari tim penilai. Sebagian besar catatan yang diberikan hanya bersifat teknis seperti kejelasan peta kawasan sumbu filosofis.
"Kalau unesco kan harus rigid misalnya batas zona intinya misalnya kalau kan ada zona inti pada buffer zone dan wider setting itu kan antara dua sungai itu harus jelas batas dua sungai itu sisi dalamnya atau sisi luarnya," jelasnya.
Baca Juga: Alasan Perut Tidak Logis, Sri Sultan HB X Tegaskan Larang Skuter Listrik di Sumbu Filosofi
Dian mengungkapkan, dalam penilaian tersebut, Pemda memperkuat aspek nilai penting dari kawasan Sumbu Filosofi. Nilai penting dirumuskan sebagai pernyataan warisan budaya atau cagar budaya yang dinominasikan sesuai dengan salah satu dari sepuluh kriteria Outstanding Universal Value yang ditetapkan oleh UNESCO.
"Yang lain ya masalah penguatan nilai penting itu mengarah ke atribut yang mana intinya ya diskusinya cukup detail dan teknis tidak bisa saya sampaikan satu persatu," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Hentikan Pemburu Rente, Guru Besar UGM Nilai Program MBG Lebih Aman Jika Dijalankan Kantin Sekolah
-
Satu Kampung Satu Bidan, Strategi Pemkot Yogyakarta Kawal Kesehatan Warga dari Lahir hingga Lansia
-
Malioboro Jadi Panggung Rakyat: Car Free Day 24 Jam Bakal Warnai Ulang Tahun ke-269 Kota Jogja
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan