SuaraJogja.id - Musim kemarau masih akan melanda wilayah DIY dan sekitarnya. Berdasarkan prediksi dari BMKG, awal musim hujan di DIY baru akan terjadi pada November hingga Desember nanti.
"Awal musim hujan di DIY bervariasi mulai November dasarian l sampai dengan Desember dasarian l," kata Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas saat dikonfirmasi, Rabu (4/10/2023).
Sebaran wilayah untuk awal musim hujan di DIY pun akan bervariasi. Meliputin sejumlah kabupaten yang ada di antaranya Kulon Progo, Bantul, Sleman hingga Gunungkidul.
Disampaikan Reni, untuk November dasarian I awal musim hujan akan meliputi Kabupaten Kulon Progo bagian utara. Kemudian November dasarian II meliputi Kabupaten Sleman bagian utara dan Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan selatan.
Baca Juga: Hujan Tak Kunjung Turun, Gunungkidul Perpanjang Status Siaga Darurat Kekeringan
Lalu dilanjutkan November dasarian III meliputi Kabupaten Kulon Progo bagian tengah dan selatan. Serta sebagian Kabupaten Bantul bagian barat, Kabupaten Bantul bagian tengah dan selatan, Kabupaten Gunungkidul bagian utara.
"Desember dasarian I meliputi Kabupaten Sleman bagian selatan, Kabupaten Bantul bagian utara, sebagian Kabupaten Gunungkidul bagian barat," tuturnya.
Diketahui saat ini musim kemarau panjang masih melanda wilayah DIY. Hal itu dibarengi juga dengan cuaca terik yang kemudian dirasakan masyarakat.
Berdasarkan catatan dari BMKG suhu rata-rata di wilayah DIY berada pada 22 derajat celcius hingga yang paling panas mencapai 33 derajat celcius. Suhu terpanas mencapai 33 derajat celcius itu sempat tercatat terjadi pada 29 September 2023 kemarin.
Teriknya musim kemarau ini disebabkan fenomena El Nino yang membuat iklim yang lebih kering dari biasanya. Kondisi tersebut masih ditambah fenomena equinox yang dialami sejumlah wilayah.
Baca Juga: Cuaca Surabaya Panas Menyengat Mencapai 35 Derajat Celsius, BMKG Keluarkan Imbauan Penting
"Ya faktornya saat ini masih berlangsung musim kemarau dibarengi fenomena El Nino dan Equinox. Sehingga kondisi iklim lebih kering dari biasanya," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sah! Jay Idzes Resmi Jadi Pemain Termahal di Timnas Indonesia
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Seharga Honda Vario: Muat Banyak, Cocok untuk Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi HP Rp2 Jutaan RAM 12 GB Memori 256 GB, Lancar Jaya Buat Multitasking!
- 5 Mobil Bekas SUV Keren Harga Rp 40-70 Jutaan, Performa Kencang
- 6 Mobil Sedan Eropa Bekas Harga di Bawah Rp 40 Jutaan: Dibanderol Setara Motor Matic
Pilihan
-
Breaking News! Persija Rekrut Eks Persib Berlabel Timnas Indonesia
-
7 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Spek Gahar untuk Gaming Juni 2025, Performa Ngebut Kamera Cakep!
-
7 Rekomendasi TWS Bass Murah Terbaik Juni 2025, Harga Mulai Rp 160 Ribuan
-
13 Pulau di Trenggalek Tiba-Tiba Masuk Wilayah Tulungagung, DPRD Jatim Curiga Ada 'Sesuatu'
-
Bos Danantara Sindir Para Petinggi BUMN yang Punya Ajudan 15: Istri Saja Dikawal!
Terkini
-
Bawa Semangat Pembeda di 2025, Mandiri Jogja Marathon Hidupkan Ekonomi Kreatif dan Selamatkan Bumi
-
Ciri-Ciri Pelaku Pelecehan di Ngaglik Sleman Disebar, Polisi Sisir CCTV, Korban Trauma
-
Dana CSR BI Dikorupsi, KPK Periksa Pejabat Tinggi hingga Anggota DPR Ikut Terseret
-
PT KAI Tolak Perpanjangan Waktu Warga Lempuyangan yang Segera Digusur, Sri Sultan Bilang Begini
-
Geger Sepehi: Keluarga Sultan HB II Tuntut Inggris Kembalikan Aset Keraton Rp8,3 Triliun