SuaraJogja.id - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman memperkirakan ada penurunan produksi padi di petani di Bumi Sembada hingga 50 persen. Hal ini menyusul dampak kekeringan serta ditambah aliran selokan mataram yang dimatikan selama sebulan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Siti Rochayah menyebut bahwa musim kemarau pada tahun ini lebih istimewa. Pasalnya selain musim kemarau yang dibarengi fenomena El Nino ditambah pula dengan proyek mematikan Selokan Mataram yang tak bisa ditawar.
"Sehingga saya bilangnya kemarau di Kabupaten Sleman tahun ini istimewa," kata Siti, Sabtu (14/10/2023).
Pertanian, disampaikan Siti, menjadi sektor yang secara jelas terkena dampak dari musim kemarau istimewa di Sleman kali ini. Salah satu dampak yang dirasakan adalah penundaan tanam di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Berharap El Nino Tak Berkepanjangan, DPKP DIY Pastikan Stok Beras Masih Aman hingga Akhir Desember
"Ada juga [petani] yang pesimis setelah panen di bulan Juli mereka sudah tidak mau tanam apa-apa sudah dibiarkan menunda tanam, tidak mengisi tanaman-tanaman yang umurnya pendek misal sayuran atau apa, tidak ada. Jadi tanggapan petani itu berbeda beda," ungkapnya.
Sejumlah petani yang memilih menunda tanam itu dengan alasan masih menunggu hujan yang diperkirakan pada bulan November nanti. Walaupun hujan pun, kata Siti, lahan itu juga tidak bisa langsung ditanami sebab memerlukan kelembaban jenuh tertentu.
Sehingga jika kondisi hal ini dibiarkan maka bukan tidak mungkin produksi padi di Sleman akan menurun. Penurunannya pun diperkirakan bisa mencapai 50 persen dari produksi saat normal.
"Iya [bisa menurunkan jumlah produksi padi]. Kalau dua minggu lagi tidak turun hujan atau Selokan Van Der Wicjk tidak mengalir ya otomatis bisa total [produksi] itu menurun, bisa sampai 50 persen," ucapnya.
Dari peninjauan ke lapangan, diungkapkan Siti proyek BBWSSO sendiri baru berjalan 50 persen. Sehingga memang belum bisa membuka kembali aliran air di Selokan Mataram.
Baca Juga: Diduga Hendak Putar Arah, Pengendara Motor di Sleman Tewas Tertabrak Truk Tronton
Belum lagi dengan kendala Sleman wilayah barat yang tidak bisa dibuat sumur. Mengingat kondisi cekungan air yang memang tidak ada.
"Cekungan airnya itu gak ada. Beda dengan Sleman tengah, Sleman timur itu cekungan air di bawah itu ada. Sehingga kalau dibor atau dibuat lubang itu ada yang disedot, kalah di sana tidak ada. Mungkin ada itu lebih dari 120 meter kedalaman," ujar dia.
Berita Terkait
-
Holding Perkebunan Nusantara Siap Implementasikan Intercropping Padi Gogo di Lahan Peremajaan Sawit Rakyat
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
Keren! Ada Inovasi Pangan Padi Biofortifikasi, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan dan Proses Menanamnya
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi