SuaraJogja.id - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto memastikan ketersediaan stok beras di wilayahnya masih aman. Stok beras bagi masyarakat DIY diperkirakan masih akan tercukupi hingga akhir Desember nanti.
"Kami yang di DIY khusus untuk beras kami sangat safe [aman]," kata Sugeng ditemui di Kantor Kalurahan Triharjo, Pandak, Bantul, Sabtu (14/10/2023).
Diungkapkan Sugeng, berdasarkan perhitungan kebutuhan rata-rata mingguan masyarakat DIY lebih kurang 7.600 ton. Namun dari data di lapangan setidaknya tersedia 14 ribu ton beras yang disebar di gudang-gudang masyarakat.
"Jadi dari prediksi sampai akhir Desember untuk beras aman. Kemudian 11 bahan pangan pokok yang lain pun pada kondisi aman," ucapnya.
Baca Juga: Bos Bulog Kebakaran Jenggot Soal Tudingan Beras Impor Plastik
Sugeng mengakui bahwa fenomena El Nino yang membuat kemarau ini makin kering menjadi peringatan tersendiri. Ia tidak memungkiri kondisi tersebut akan memengaruhi stok beras ke depan.
"Tapi pastinya sampai dengan akhir November kami masih punya panenan lebih kurang ya masih ada kalau 600-1000 hektare sampai di akhir November, ini sisa-sisa yang kemarin," terangnya.
"Jadi meskipun nanti tetap akan ada penurunan produksi tapi kami masih punya cadangan-cadangan yang insyaallah ini masih cukup sampai dengan akhir Desember. Moga-moga el nino tidak terlalu panjang," sambungnya.
Kalaupun kemudian, El Nino akan berlangsung lebih panjang dari prediksi. Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah alternatif untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Kalau [el nino] panjang nanti kita cari alternatif lain. Misalnya kita akan konsentrasi ke wilayah-wilayah yang airnya masih ada, kita akan tanam komoditas-komoditas yang berumur pendek. Jadi mana kala kekurangan air umurnya tidak terlalu panjang itu masih bisa nguber [mengejar]. Kemudian kami juga menanam tanaman varietas-varietas yang tahan terhadap kekeringan, itu kan banyak jenisnya," katanya.
Baca Juga: Indonesia Impor 24.000 Ton Beras
Terkait dengan harga beras yang masih cukup tinggi, kata Sugeng hal itu memang tidak bisa dipungkiri. Kondisi ini dinilai sebagai dampak kekhawatiran masyarakat.
Namun dengan stok yang masih mencukupi, pihaknya juga sudah menyiapkan upaya untuk menekan harga itu. Salah satunya menggelar pasar murah atau operasi pasar dengan cadangan yang ada.
"Terkait dengan harga [beras yang masih tinggi] kami tidak menafikkan, situasi begini secara psikologis di masyarakat pasti ada kekhawatiran. Kekhawatiran itu yang membuat kemudian harga-harga menjadi cenderung naik. Karena masyarakat beli di luar kebutuhan sehingga ini hukum ekonomi," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
-
8 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
-
Eks Pelatih Vinicius Junior Diincar Klub Liga 1: Persija atau Bali United?
Terkini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional
-
Nasib 1.600 Pekerja Garmen Sleman di Ujung Tanduk Pasca Kebakaran, Ini Langkah Pemkab jika Ada PHK
-
Harapan Tipis Bertahan di Liga 1, PSS Sleman Siapkan Taktik Khusus Lawan Madura United
-
BNI Bermitra dengan BUMDes Yogyakarta, Wujudkan Ketahanan Pangan dan Pemerataan Ekonomi Desa
-
Dana Parpol dari Negara? Prananda Surya Paloh: "Mungkin Niat Mulia, Tapi..."