SuaraJogja.id - Seniman sekaligus budayawan Yogyakarta Butet Kartaredjasa menyoroti proses politik hari ini. Menurutnya proses politik hari ini tidak memberikan pembelajaran yang baik bagi publik.
Terbaru Butet menyoroti putusan Mahkamah (MK) terkait batas usia capres-cawapres. Ia menyinggung putusan berkaitan erat untuk memberangkatkan seorang anak muda mencapai jabatan tertentu.
"Keprihatinan saya soal pemaksaan melakukan judicial review hanya untuk memberangkatkan seseorang anak muda itu kok rada berlebihan. Ini yang dipertaruhkan untuk keberangkatan anak muda itu adalah bangsa dan negara," kata Butet, dikutip Jumat (17/10/2023).
Menurut Butet, proses politik hari ini tidak memberikan pelajaran yang baik kepada publik.
"Bayangkan ada seseorang yang dua hari jadi anggota partai, di hari yang ketiga jadi ketua umum. Bagaimana untuk menjadi ketua umum seorang pemimpin tertinggi tanpa melalui kegigihan perjuangan, tauladan apa yang akan diterima oleh anak-anak muda saat ini, pembelajaran apa," ungkapnya.
Menjadi manusia instan hanyalah pelajaran yang bisa dipetik dari proses politik seperti itu. Mengingat berbagai proses yang begitu cepat.
"Pembelajarannya adalah please jadilah manusia manusia instan, mosok kayak gitu pembelajaran yang baik. Please kamu menjadi calon pemimpin bangsa bukan karena kualitas kegigihan bekerja untuk mencapi tertinggi untuk berprestasi tapi karena kamu anak siapa, ini saya sedih," cetusnya.
Butet mengaku merindukan seorang pemimpin yang bisa dibanggakan sepanjang waktu. Kebanggan yang ia rasakan ketika masa pemerintahan Presiden Jokowi.
"Kebanggaan yang itu, kalau pak Jokowi kerja, kerja, kerja seperti kemarin kemarin tanpa melakukan sesuatu dari balik layar. Saya sedih karena, ini sudah 9 tahun, kurang setahun, sabar saja, setahun lagi sudah 10 tahun lunas menjadi bukti presiden terbaik se Indonesia, kepuasan publik 82 persen dan itu tingkat tertinggi sedunia, kepuasan publik sedunia. Mosok rusak hanya karena peristiwa di MK itu," paparnya.
Dia meyakini rakyat Indonesia sudah mempunyai kecerdasan sendiri untuk membaca hal-hal yang tersembunyi. Butet hanya mengingatkan tentang filosofi Jawa yakni Sangkan Paraning Dumadi.
Dalam kesempatan ini Butet juga masih berharap ada mukjizat yang hadir dalam beberapa hari ke depan. Secara khusus tentang Gibran yang memutuskan untuk tidak maju sebagai cawapres.
"Saya masih berharap, masih ada beberapa hari mudah-mudahan semesta mewujudkan mukjizat mas Gibran tidak berkenan untuk menjadi wakil presidennya siapa saja," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta