Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 19 Oktober 2023 | 07:50 WIB
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo (keempat kanan) dan bakal calon wakil presiden Mahfud MD (ketiga kanan) berfoto bersama ketum dan elite partai koalisi di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat].

SuaraJogja.id - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan Mahfud MD sebagai bakal cawapres pendamping bakal capres Ganjar Pranowo pada Rabu (18/10/2023). Namun ada yang cukup menjadi sorotan dalam pengumuman itu.

Salah satunya Jokowi yang dipastikan tidak hadir pada pengumuman capres-cawapres Ganjar-Mahfud MD yang digelar di Kantor DPP PDIP, Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, tadi. Berbeda dengan sebelumnya, Jokowi hadir ketika Megawati mengumumkan Ganjar sebagai bakal capres yang diusung oleh PDIP.

Memandang hal ini Pakar Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wawan Masudi menilai bahwa ketidakhadiran Jokowi ini seolah menunjukkan ada ketegangan dalam hubungan politik internal PDIP. Walaupun memang isu intrik internal ini sudah ditepis oleh elit PDIP.

"Nampaknya ketika ini diumumkan justru ketika Presiden tidak sedang di Indonesia, itu menunjukkan ada satu suasana hubungan politik yang kelihatan sedang tegang-tegangnya ini," kata Wawan Kamis (19/10/2023).

Baca Juga: Janji Ganjar Jika Jadi Presiden, Tak Akan Beri Karpet Merah Ke Anak Semata Wayangnya Alam

Dugaan itu diperkuat dengan sejumlah gestur yang ditunjukkan oleh para elit yang hadir dalam pengumuman kemarin. Wawan melihat hal itu dari sambutan pidato-pidato yang tak menyebut nama Jokowi.

"Kalau mengikuti pidato tadi, sambutan baik Pak Hasto, Bu Mega, Pak Ganjar, nama Pak Jokowi kan tidak disebut, yang menyebut hanya sekali saja Pak Mahfud, berterima kasih ke Pak Jokowi sudah memberi kesempatan tapi kan tidak ada tepuk tangan atas itu," tuturnya.

"Ini artinya saya baca kok sedang ada ya tensi politik yang sangat tinggi, enggak tau apa penyebabnya tapi kan bisa diruntutlah itu," imbuhnya.

Isu pecah kongsi pun ditambah lagi dengan tidak diundangnya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dalam pengumuman hari ini.

"Makanya kan, [Gibran] diundang justru akan dipanggil untuk soal kedisplinan partai. Kalau yang manggil Hasto kayak gitu biasanya," ucapnya.

Baca Juga: Hati Sandiaga Teriris Dengar Mahfud Md Jadi Cawapres Ganjar: Mewakili Perasaan Teman-teman PPP

Di luar itu, Wawan melihat pemilihan Mahfud sebagai bakal cawapres Ganjar ini tidak ada kaitannya dengan lengkah untuk menjegal Gibran menjadi cawapres. Menurutnya penunjukan Mahfud adalah bukti prioritas dari PDIP dan koalisinya.

"Jadi kalau saya tidak untuk mematikan tapi untuk menunjukkan saja prioritas PDIP kayak apa. Kalau itu berdampak pada hal lain itu kan soal efek politik yang terjadi akibat sebuah keputusan," sebut dia.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menjelaskan, Jokowi tidak hadir saat deklarasi cawapres untuk Ganjar karena tengah menjalani tugas negara. Saat ini, Jokowi diagendakan melakukan kunjungan kerja ke China dan Riyadh, Arab Saudi.

"Presiden Jokowi saat ini mempunyai tugas negara untuk hadir di Tiongkok, Beijing juga mempunyai acara lain yang rencananya akan melawat ke Riyadh," terangnya.

Lebih lanjut, putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut mengungkapkan, pihak partai begitu memahami absennya Jokowi dikarenakan adanya tugas negara.

"Jadi kami memahami ketidakhadiran atau ketidakbisaan hadirnya pak Jokowi pada pengumuman capres dan cawapres pada kesempatan ini karena ada tugas yang lebih penting yang harus dikerjakan bapak presiden," ujar dia.

Load More