SuaraJogja.id - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sudah melakukan penyegelan terhadap 48 perusahaan yang diyakini terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Penyegelan itu dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakkum KLHK).
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Selain melakukan penyegelan, KLHK juga menegur ratusan perusahaan yang terindikasi juga terlibat dalam persoalan karhutla ini.
"Dirjen Gakkum sudah melakukan police line [penyegelan] di daerahnya itu udah dipolice line [segel] itu 48 perusahaan, yang sudah kita tegur 230 lebih apa 260-an [perusahaan] gitu lah [yang terlibat dalam karhutla]," kata Siti Nurbaya dikutip, Sabtu (21/10/2023).
Disampaikan Siti, jika melihat titik panas atau hotspot yang tercatat sejauh ini, setidaknya sudah mencapai sekitar 7 ribuan. Jumlah itu masih rendah dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.
Baca Juga: TPA Rawa Kucing Kebakaran Hebat Hingga Tengah Malam, Petugas Berjibaku Padamkan Api
"Tapi kalau luas kebakarannya, sekarang kan recordnya baru sekitar 7 ribuan, pada tahun 2015, record hotspotnya ya, sekarang [2023] 7 ribuan, tahun 2015 ada 70ribuan [hotspot], terus 2019 kan panas juga, itu kira-kira 21 ribu [hotspot]," ungkapnya.
Siti mengatakan bahwa titik panas karhutla pada tahun ini tersebar di beberapa wilayah. Di antaranya wilayah Sumatera, Kalimantan dan sekitarnya.
"Itu tersebar lah tapi kalau lihat gambarannya sekarang kan yang paling banyak di Sumatera Selatan. Selain itu di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi dan Riau. Ya daerahnya itu-itu aja lah," cetusnya.
Ia mengklaim jumlah titik panas yang lebih rendah itu menunjukkan bahwa karhutla makin terkendali tahun ini. Namun Menteri LHK itu justru menyoroti kebakaran yang dimulai dari pinggir jalan.
"Jadi sebetulnya kalau sekarang sih harusnya lebih terkendali tapi yang aneh juga ada, kebakarannya di tepi-tepi jalan tuh, terus kenapa coba. Nah gitu kira-kira," tuturnya.
Baca Juga: Kronologi dan Penyebab Kebakaran KMP Tranship 1 di Perairan Bakauheni
Tidak dipungkiri Siti, faktor manusia tetap ada dalam peristiwa karhutla sekarang ini.
Berita Terkait
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Bandara Soetta Bantah Isu Kebakaran, Deputi Komunikasi Sebut Ada Pabrik Plastik yang Terbakar
-
Ritual Leluhur Berujung Tragis: Pria Ini Diduga Picu Kebakaran Hutan Terburuk dalam Sejarah Korsel
-
Kobaran Maut di Korea Selatan: 24 Nyawa Melayang, Angin Kencang Perparah Kebakaran
-
Tragedi di Uiseong: Kebakaran Hutan Hanguskan 43.330 Hektar, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Kilas Gunungkidul: Kecelakaan Maut Terjadi Selama Libur Lebaran, Seorang Anggota Polisi Jadi Korban
-
Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pengamen Liar dan Perokok Ditertibkan
-
Urai Kepadatan di Pintu Masuk Exit Tol Tamanmartani, Polisi Terapkan Delay System
-
Diubah Jadi Searah untuk Arus Balik, Tol Jogja-Solo Prambanan-Tamanmartani Mulai Diserbu Pemudik
-
BRI Lestarikan Ekosistem di Gili Matra Lewat Program BRI Menanam Grow & Green