SuaraJogja.id - Dampak kekeringan tahun ini memang merugikan beberapa kelompok masyarakat. Seperti permintaan droping air bersih di wilayah Kabupaten Bantul tahun ini, lebih banyak ketimbang dengan dua tahun sebelumnya
Kepala Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Aka Lukluk Firmansyah mengatakan jika dibandingkan dua tahun lalu, kekerimgam saat ini memang lebih parah. Bahkan kini ada Kapanewon baru yang mengajukan permohonan bantuan air bersih padahal sebelumnya belum pernah.
"Itu ada di Banguntapan. Kekeringan sebelumnya sama sekali belum pernah meminta droping air bersih," terang dia, dikutip Sabtu (21/10/2023).
Kalurahan Banguntapan adalah wilayah yang meminta untuk diterjunkan droping air bersih. Tahun-tahun sebelumnya memang wilayah tersebut aman karena berada di dataran rendah dan merupakan wilayah aglomerasi.
Sumber air bersih di kalurahan ini sebelumnya masih tersedia cukup. Namun tahun ini, meski berada di dataran rendah namun ada sumur yang mulai mengering. Akibatnya warga ada yang kesulitan mendapatkan air bersih.
"Iya itu sumurnya mengering. Baru sekarang terjadi. Tapi mereka baru sekali minta bantuan air bersih," kata dia.
Aka Lukluk Firmansyah menyebut secara keseluruhan, berdasarkan catatan BPBD Bantul, droping air bersih di Kabupaten Bantul sejak awal kemarau, yakni 1 Juli hingga 18 Oktober 2023, telah disalurkan sebanyak 4,5 juta liter air bersih. Jutaan liter air bersih tersebut disalurkan ke 10 kapanewon di Bantul.
Setidaknya ada 18 kalurahan dan 39 padukuhan. Sementara data keluarga yang terdampak kekeringan di 10 kapanewon tersebut sebanyak 8.834 kepala keluarga dan terdiri dari 34.635 jiwa. Sedangkan rincian distribusi tangki air yaitu sebanyak 247 tangki.
"Sebanyak 86 tangki bersumber dari APBD dan 161 tangki dari donatur yang melalui BPBD. Kemudian 406 tangki air dari PMI [Palang Merah Indonesia] Bantul, 184 tangki air dari Dinsos Tagana Bantul, dan 94 tangki dari donasi," ujarnya.
Baca Juga: Sejumlah Daerah Kekeringan Akibat Kemarau Panjang, 906 Ribu Liter Air Disalurkan
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul, Antoni Hutagaol menyebut ada dua Kapanewon baru yang mengajukan droping air bersih. Keduanya adalah Kapanewon Banguntapan dan Sedayu. Kedua Kapanewon ini memang baru pertama mengajukan permohonan bantuan air bersih.
"Ya merasakan dampak kekeringan. Tetapi tidak separah tahun ini," kata dia
Sedangkan droping air bersih di Kapanewon Banguntapan berada di wilayah Kalurahan Banguntapan. wilayah Sedayu yang mengajukan permohonan droping air bersih ada di Kalurahan Argomulyo.
Mereka sebelumnya aman, tetapi pada musim kemarau tahun ini, dampak kekeringan warga rasakan luar biasa ekstrim. Sehingga mereka terpaksa mengajukan permohonan bantuan air bersih karena sumber mata air sudah mengering.
"Dampak kekeringan kali ini memang terasa luar biasa,"kata dia.
Dia menambahkan Kapanewon lain yang telah mendapat pasokan air bersih diantaranya adalah Piyungan, Kasihan, Pajangan, Pundong, Pleret, Pandak, Imogiri dan Dlingo. Dlingo menjadi Kapanewon paling parah merasakan dampak kekeringan tahun ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Polemik Relokasi SDN Nglarang usai Terdampak Proyek Tol Jogja-Solo-YIA, Bupati Sleman Buka Suara
-
Kisah Pilu Pariyem: Puluhan Tahun Tidur di Emperan Pasar Beringharjo, Kini Bisa Pulang Gratis
-
Pengemudi Brio Ngamuk di Sleman: Tiga Motor Diseruduk, Pikap Ikut Jadi Korban
-
Dari Yogyakarta ke Kolombia: Alternativa Film Festival Siap Gaungkan Suara Baru Perfilman Dunia
-
Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS, BRI: Jadi Dorongan untuk Terus Berinovasi