Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 04 November 2023 | 17:30 WIB
ilustrasi beras. (Freepik)

SuaraJogja.id - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menyebut ada kemungkinan penurunan surplus beras di wilayahnya pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh kemarau panjang yang masih melanda.

Belum lagi kemudian ditambah dengan dampak dari pematian air di Selokan Mataram beberapa waktu lalu. Kondisi itu yang mengakibatkan sebagian wilayah di Sleman mengalami musim tanam yang lebih telat dari biasanya.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Suparmono, mengakui produksi beras di Bumi Sembada pada tahun ini agak terlambat. Ditambah pula secara jumlah pun lumayan menurun.

"Produksi beras pasti kita agak telat. Agak turun juga tapi tidak terlalu berat," kata Suparmono, Sabtu (4/11/2023).

Baca Juga: Perkuat Stok Pemerintah, RI Beli Beras dari Kamboja

Kendati memang produksi beras cukup tersendat pada tahun ini. Pihaknya masih belum menyampaikan secara pasti penurunan produksi beras di wilayahnya itu.

Disampaikan Suparmono, meskipun ada penurunan produksi pada tahun ini. Jika dilihat secara surplus dari tahun kemarin produksi di Sleman mencapai 80 ribu ton selama setahun.

Dengan kondisi sekarang, kata Suparmono, bukan tak mungkin bakal berpengaruh pada surplus beras tahun ini. Jika tahun kemarin bisa mencapai 80 ribu ton diperkirakan tahun ini akan lebih rendah dari surplus beras itu.

"Hitungan kami tahun kemarin masih surplus 80 ribu ton setahun, surplus itu kalau sekarang ada kemarau ada macam-macam ya mungkin surplusnya yang turun. Harapan kami masih di atas 60 ribu ton tahun ini surplus kita," ungkapnya.

Namun sejauh ini, ia memastikan bahwa ketersedian beras untuk wilayah Sleman masih akan aman. Termasuk hingga akhir tahun nanti.

Baca Juga: RI Terancam Paceklik Beras, 40 Persen Penggilingan Padi Tutup

"Kalau ketersediaan masih aman," kata dia.

Load More