SuaraJogja.id - Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pariwisata seringkali mengalami kesulitan bekerja di level ASEAN. Mereka terkendala tak memenuhi prinsip dan protokol ASEAN Guiding Principle (AGP) untuk penjaminan mutu dan pengakuan sistem sertifikasi serta mendukung ASEAN Tourism Professional Registration System (ATPRS).
"Banyak sdm yang belum tersertifikasi, mereka kesulitan karena belum tidak mengikuti uji kompetensi yang sesuai ASEAN toolboxes training. Ini semacam modul untuk menguji kompetensi sdm di bidang pariwisata yang harus diberikan untuk bisa bekerja di asean," ungkap Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi PARSI, Lastiani Warih Wulandari disela uji kompetensi SDM Pariwisata di Yogyakarta, Rabu (8/11/2023).
Dicontohkan Lastiani, tenaga kerja Indonesia sulit kerja di Thailand. Negara tersebut menolak SDM Indonesia karena tidak memiliki sertifikasi pariwisata di level ASEAN.
Minimnya tenaga kerja Indonesia yang memiliki sertifikasi selevel ASEAN karenanya kurangnya sosialisasi. Padahal di era perdagangan bebas ini, banyak tenaga kerja asing bisa keluar masuk negara dan bekerja di lintas negara. Bila dibiarkan maka SDM pariwisata Indonesia bisa kalah saing dengan tenaga kerja asing yang memiliki sertifikasi selevel ASEAN, bahkan lebih luas.
"Sosialisasi ini yang penting dilakukan karena sertifikasi di tingkat asean sesua asean toolsboxes itu wajib. Ada banyak standar yang harus dipenuhi," kata dia.
Selain kurangnya sosialisasi, modul ASEAN Toolsboxes yang berbahasa Inggris juga menyulitkan tenaga kerja Indonesia. Keterbatasan bahasa yang membuat mereka kemudian memilih tidak mengikuti sertifikasi di level ASEAN.
Karenanya Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) meminta kerjasama sejumlah pihak, termasuk perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswanya melalui kurikulum. Dengan demikian mereka bisa memiliki kompetensi di tingkat global.
"Karenanya kita coba membuatkan modul asean toolboxes dengan bahasa indonesia, kita juga sudah mulai sosialisasikan," ungkapnya.
Sementara Wakil Ketua 1 Bidang Akademik Stipram Yogyakarta, Amin Kiswantoro mengungkapkan, kampus itu menjadi tuan rumah penyelenggaran uji kompetensi SDM pariwisata di DIY. Sebanyak 150 tenaga kerja di sektor itu mengikuti uji kompetensi selama tiga hari kedepan.
Baca Juga: Terbuka Lintas Kawasan, 5 Negara Ini Diprediksi Bakal Gabung di Piala AFF
"Ujian sertifikasi ini meliputi tiga skema, yakni food production, waiters dan home attendant. Ini sekaligus sebagai syarat dapat diterima sebagai karyawan, sekaligus pengakuan bahwa SDM Pariwisata memang berkompeten di bidang-bidang tersebut," kata dia
Amin menambahkan, kampus yang bergerak di bidang pendidikan pariwisata berupaya mendorong mahasiswanya lulusannya untuk memiliki setidaknya satu sertifikat uji kompetensi. Mereka bekerja sama dengan beberapa LSP untuk membekali mahasiswa ketika lulus agar memiliki sertifikat kompetensi dari BNSP.
"Selain diakui kompetensinya, mereka nantinya juga memiliki nilai jual lebih ketika terjun di dunia industri," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
-
Onitsuka Tiger Buatan Jepang vs Indonesia: Apa Sih Bedanya? Ini Ulasannya
-
Fenomena Rohana dan Rojali Sampai Kuping Bos OJK
-
PSSI-nya Wales Raup Untung Rp648 Miliar Meski Prestasi Timnas Berantakan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
Terkini
-
Siap-Siap! Akses ke Pantai Selatan Bantul Berubah Total: Pemindahan TPR, Titik Baru, Hingga TPR Darurat
-
Viral! Karcis Parkir 'Malioboro Rp50.000' Bikin Heboh, 2 Orang Diamankan Polisi
-
DIY Genjot Koperasi: Mampukah Yogyakarta Atasi Tantangan Pengurus 'Gaptek' Sebelum 2025?
-
Tol Jogja-Solo Seksi 2: Sudah 63 Persen Tapi Kok Mandek? Ternyata Gara-Gara Ini...
-
PSS dan PSBS Oke, PSIM? Pemkab Sleman Buka-bukaan Soal Nasib Stadion Maguwoharjo