SuaraJogja.id - Kawanan monyet ekor panjang kian meresahkan warga Gunungkidul. Hal itu terjadi di Padukuhan Gedad, Kalurahan Banyusoca, Kapanewon Playen, Gunungkidul. Kawanan monyet ekor panjang ini berungkali memasuki perkampungan.
Sebanyak 3 dari 9 RT di Padukuhan Gedad menjadi langganan kehadiran monyet ekor panjang ini. Terutama setiap puncak musim kemarau seperti belakangan ini. Ratusan monyet ekor panjang memasuki pekarangan warga dan mengambil persediaan pangan terutama buah yang dimiliki warga.
Dukuh Gedad, Hamdan Rosyid ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Kawanan monyet ekor panjang sudah mulai merangsek masuk sejak tahun 2016 yang lalu. Kini jumlahnya kian banyak, bahkan sekali merangsek sampai ratusan.
"Ya karena mungkin di dalam hutan sudah tidak ada makanan karena kemarau panjang," tutur dia, Selasa (14/11/2023).
Dia menambahkan, tidak ada waktu yang pasti di mana monyet ekor panjang ini ketika datang ke pemukiman warga. Namun, setiap puncak musim kemarau selalu muncul kawanan hewan primata ini. Tak jarang, monyet ekor panjang ini bertahan selama beberapa hari di pekarangan rumah warga.
Kehadiran kawanan monyet ekor panjang ini memang tak bisa dihindari, mengingat antara hutan dan Sungai Prebutan yang ada di Padukuhan Gedad sangat dekat. Warga juga tidak bisa berbuat banyak untuk mengusir kawanan monyet ekor panjang tersebut kecuali hanya dengan membunyikan berbagai bebunyian.
"Ya pukul apa saja agar berisik, biasanya ya pergi," tuturnya.
Kendati saat itu pergi, namun dua hari kemudian kawanan monyet ekor panjang ini kembali lagi memasuki kawasan pemukiman untuk mencari makan. Warga tidak berani melakukan perburuan karena primata ini termasuk hewan yang dilindungi.
Warga hanya membiarkan saja ketika ada monyet ekor panjang masuk ke pemukiman mereka. Warga sudah mencoba berkompromi meski waspada agar tidak merusak pemukiman. Meski selama ini memang banyak tanaman pangan yang rusak.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Pemkab Gunungkidul Serahkan Dana Hibah Rp48,42 Miliar ke KPU dan Bawaslu
"Sebenarnya kami sudah berulang kali komunikasi dengan BKSDA, tapi ya belum ada solusi," ujarnya.
Dan BKSDA sendiri kemudian berusaha menyediakan pangan di dalam hutan dengan menanami kawasan hutan berbagai tanaman buah. Tetapi nampaknya usaha tersebut sia-sia karena tanaman buah yang baru ditanam tersebut dirusak monyet ekor panjang ini.
"Monyet itu penasaran dengan tanaman baru atau bagaimana. Kok setiap ada tanaman baru terus dirusak," ungkapnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik