SuaraJogja.id - Pemda DIY meminta kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta segera menerapkan desentralisasi dalam pengelolaan sampah. Salah satunya dengan membangun Tempat Pengelolaan sampah (TPS) Reduce, Reuse, Recycle (3R) di tingkat kalurahan.
"Ke depan kami dorong masing-masing kalurahan untuk ada TPS3R, khususnya di sleman dan bantul setelah penerapan desentralisasi karena [tpst] piyungan tidak bisa lagi menampung sampah," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo dikutip, Minggu (26/11/2023).
Menurut Kusno, pengembangan TPS 3R menjadi tanggungjawab kalurahan mulai 2024 mendatang. Pemkab bisa bekerjasama dengan akademisi, masyarakat dan dunia usaha dalam mengelola TPS 3R.
Masing-masing kalurahan nantinya secara mandiri mengelola sampah, termasuk mengembangkan bank sampah dan pengelolaan sampah. Contohnya di Bantul, sebanyak 29 TPS 3R sudah berhasil dikembangkan dan mampu mengelola sekitar 75 ton sampah per hari pada 2023 ini.
"Jadi nantinya sampah di kalurahan tidak akan keluar namun diolah sendiri secara mandiri," jelasnya.
Bagi kalurahan yang tidak memiliki lahan yang memadai untuk membangun TPS 3R, Pemda mempersilahkan kerjasama dengan kalurahan sekitar. Mereka bisa mengelola sampah secara bersama, termasuk meningkatkan nilai ekonomi dari pengolahan sampah organik maupun non organik di bank sampah.
"Ya nanti sampah bisa ditampung untuk beberapa kalurahan, kan satu tps 3r bisa menampung tidak hanya satu ton per hari tapi dua atau tiga ton per hari, jadi bisa untuk sekitarnya," jelasnya.
Sementara Firdaus Juli, pendiri Yayasan Benih Baik, mengungkapkan instalasi pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan Maggot atau Black Soldier Fly (BSF) dikembangkan di TPS 3R Bangunjiwo. Pengolahan sampah organik dan non organik untuk makan maggot yang nantinya bisa jadi pakan ternak tidak hanya memberikan hasil finansial yang baik tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
"Maggot telah terbukti menjadi pilihan ekonomis yang menguntungkan. Meskipun harganya di pasar hanya sekitar 60 ribu per kilogram, nilai ini cukup signifikan. Dengan harga yang terjangkau, maggot menjadi alternatif yang menarik, terutama jika dibandingkan dengan pilihan lain yang lebih mahal," paparnya.
Baca Juga: Minta Seluruh Parpol Daftarkan Akun Medsos Resmi, Ini Kata Ketua KPU DIY
Maggot, lanjut Firdaus juga bisa berkontribusi luar biasa terhadap mitigasi perubahan iklim. Sebab pengurangan gas metana yang keluar dari tumpukan sampah bisa dilakukan sehingga pengelolaan sampah secara berkelanjutan bisa dilakukan.
"Manfaat dari pengelolaan sampah akan bermuara pada peningkatan perekonomian keluarga dan masyarakat, dimana keuntungan ekonomi dapat digunakan untuk kebutuhan pokok keluarga maupun untuk keperluan umum seperti membangun fasilitas penerangan jalan," lanjutnya.
Pengolahan maggot di TPS 3R Bangunjiwo, tambah Presdir Maybank Indonesia Taswin Zakaria dibangun di lahan seluas 150 meter persegi. Instalasi ini mampu mengelola sekitar 500 kg sampah organik per hari.
"Fasilitas pengelolaan sampah organik dan budidaya maggot ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pengelolaan seluruh sampah organik di TPS-3R sehingga pengelolaan sampah di yogyakarta bisa dilakukan secara berkelanjutan," katanya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim