SuaraJogja.id - Menuntaskan masalah sampah yang ada di Kabupaten Sleman, Pemkab akan berkolaborasi dengan salah satu pabrik di Cilacap, Jawa Tengah untuk menjual hasil olahan sampahnya.
Bekerjasama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), hasil olahan sampah ini akan dikirim ke pabrik yang bergerak dalam produksi semen di Cilacap tesebut.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menyampaikan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah dari Pemkab dalam mengelola sampah. Selama dua tahun ke depan, Refuse Derived Fuel (RDF) atau hasil olahan dari Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) di Sleman akan diangkut dan digunakan oleh PT SBI sebagai bahan bakar untuk pabrik mereka di Cilacap.
"Jadi kerjasama ini penting karena RDF yang dihasilkan dari TPST Tamanmartani dan TPST Minggir akan dikirim ke PT SBI Pabrik Cilacap," ujar Kustini dikutip Selasa (14/11/2023).
Sejauh ini, Sleman sendiri memiliki tempat pengelolaan sampah di masing-masing kelurahan. TPS3R yang digalakkan Pemkab terus dijalankan meski dari 32 tempat pengolahan baru 22 yang paling aktif bergerak.
Nantinya hasil dari olahan sampah tersebut yang dikirim ke Cilacap sebagai bahan bakar pabrik tersebut.
Di sisi lain, Pemda DIY juga berupaya untuk memandirikan tiap kabupaten dan kota di DIY untuk mengelola sampah mereka. Desentralisasi sampah menjadi langkah penting yang harus dijalani pada saat ini.
Pemda DIY juga akan menutup TPST Piyungan di tahun 2024. Dengan demikian, pejabat di masing-masing wilayah sudah harus melakukan program terukur dalam mengurangi dan mengelola sampah warganya.
Terpisah, Direktur Utama PT SBI, Lilik Unggul Raharjo, menyatakan bahwa kerja sama ini akan memastikan bahwa RDF dari TPST Sleman dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar PT SBI di Cilacap. Selain Sleman, PT SBI juga menerima RDF dari Kabupaten Banyumas, dengan kapasitas hingga 80 ton per hari.
Baca Juga: Proyek KPBU TPST Piyungan Batal, Kabupaten dan Kota di DIY Wajib Kelola Sampah Mandiri Tahun Depan
"Harapannya, di Sleman dapat menyuplai RDF sebanyak 70-100 ton per hari, sejalan dengan komitmen PT SBI untuk pembangunan berkelanjutan," kata Lilik.
Sejak berdiri pada tahun 2019, pabrik Cilacap telah berhasil memaksimalkan penggunaan RDF sebagai bahan bakar, menggantikan batubara dan mengurangi emisi CO2.
Terkait kriteria RDF yang diterima, Lilik menjelaskan bahwa RDF harus memenuhi persyaratan, termasuk memiliki kalori 3.200 perkilo dan kadar air kurang dari 20 persen.
Harapan besarnya, kerjasama ini menjadi langkah positif dalam mendukung upaya pengelolaan sampah dan pembangunan berkelanjutan di Bumi Semada.
Berita Terkait
-
Kondisi Terakhir TPST Piyungan, Zona Transisi 1 Penuh Pembuangan Sampah Mulai Diarahkan ke Zona Transisi 2
-
Geger Kamar Kos di Jogja Penuh dengan Sampah hingga Air Kencing, Penghuni Tak Pernah Keluar Selama Sebulan
-
Hadapi Masalah Sampah di Sungai Jelang Musim Hujan, DLH Bantul Bentuk Sekber Kartamantul
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY
-
Batik di Persimpangan Jalan: Antara Warisan Budaya, Ekonomi, dan Suara Gen Z
-
Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu