SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta melalui Kampung Tangguh Bencana (KTB) melakukan pengecekan terhadap sejumlah alat sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) di bantaran sungai yang melintasi wilayahnya. Hal ini sebagai bentuk mitigasi bencana memasuki musim penghujan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, menuturkan wilayah Kota Yogyakarta telah memasuki musim pancaroba. Hal itu ditunjukkan dengan beberapa kali terjadi hujan dengan intensitas yang tidak pasti.
Kota Yogyakarta sendiri telah memiliki 17 EWS di bantaran sungai. Ia merinci sebaran EWas itu terdapat di sepanjang bantaran Sungai Winongo empat EWS, Sungai Code ada delapan EWS dan Sungai Gajah Wong lima EWS.
"Kita punya pos yang berlokasi di Ngentak, Sinduharjo, Sleman yang dijadikan ujung tombak untuk mengantisipasi potensi bahaya akibat curah hujan yang tinggi," kata Nur, Selasa (28/11/2023).
"Jadi, kalau di pos terjadi peningkatan debit setinggi dua meter dari dasar sungai maka petugas di Pos Ngentak akan memberi sinyal kepada warga," imbuhnya.
Informasi yang diberikan secara cepat itu bertujuan agar masyarakat dapat mempersiapkan diri. Khususnya saat sebelum banjir tiba-tiba datang atau melintasi Kota Yogyakarta.
Pihaknya meminta seluruh Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta melakukan pengecekan peralatan tanggap bencana. Selain itu, Nur berharap kerja sama dan kepekaan anggota KTB terhadap situasi dan kondisi di wilayah masing-masing.
Mengingat anggota KTB pun telah diberikan sosialisasi dan simulasi terkait dengan bencana alam. Sehingga diharapkan ilmu itu dapat diterapkan secara maksimal.
"Kita kan memberikan warning, informasi kepada warga melalui EWS apabila hal itu terjadi (banjir) warga dengan tanggap mengevakuasi diri, menjauhi sungai dan berkumpul pada tempat posko evakuasi yang telah disepakati," tuturnya.
Nur menyebut telah memberikan sarana dan prasarana peralatan pendukung penanganan bencana. Mulai dari gergaji mesin, pompa air, armada roda tiga, tali dan alat komunikasi radio handy talky.
"Kami telah memberikan arahan dan simulasi melalui forum Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta. Dan kami juga berharap anggota KTB melakukan pengecekan peralatan agar siap digunakan," ucapnya.
"Termasuk potensi-potensi yang dimiliki wilayah seperti sarana-sarana pendukung penanganan kebencanaan, ada yang punya truck, ada yang jadi dokter supaya ikut merespon situasi yang ada dan meminimalisir kerugian yang diakibatkan dari bencana itu," tambahnya.
Menjaga kebersihan dengan mengelola sampah dengan benar juga penting untuk terus dilakukan. Hal itu agar tidak memperparah lingkungan hingga menyebabkan banjir.
"Diharapkan warga selalu merespon komunikasi dan informasi. Mitigasi bencana juga perlu dilakukan terutama yang di wilayahnya rawan seperti pohon, talud dan rumah yang berpotensi roboh, saluran air juga harus dicek tidak mampet," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Batal Lawan Kuwait! Timnas Indonesia Akhirnya Temukan Lawan Baru
-
Rupiah Terjun Bebas ke Rp16.368, Paling Merana di Asia Hari Ini
-
Pukulan Telak Honda di Pasar Otomotif Indonesia, Penjualan Anjlok dan Dealer Berguguran
-
Download Video TikTok Favoritmu Tanpa Logo dengan Snaptik Gratis!
-
Terbitkan 20,9 Juta Saham Baru, PANI Gelar Private Placement Rp300 Miliar
Terkini
-
Seni Bertemu Data: Pameran 'Life Behind Data' Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Indonesia di Jogja
-
Ratusan Siswa SMPN 3 Berbah Keracunan Massal Usai Santap Makanan Bergizi Gratis
-
Jogja Bangun Website Terpadu: RT/RW Terlibat, Data Makro & Mikro Jadi Satu
-
Trans Jogja Terancam! Subsidi Dipangkas, Layanan Bisa Berkurang?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN merupakan Mahasiswa UGM, Kampus Nonaktifkan Status Dwi Hartono