SuaraJogja.id - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Agung Armawanta mengakui ada human error (kesalahan manusia) dalam persoalan viralnya seorang atlet renang yang menang tapi tak dapat juara di ajang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman. Namun ia memastikan tidak ada indikasi kecurangan dalam kasus tersebut.
"Jadi memang kalau dilihat dari 20 nomor [lomba renang] yang mungkin diduga punya potensi salah kan hanya satu ya artinya tingkat kesalahan 5 persen itu ya wajar human error," kata Agung saat ditemui di Kantor Dispora Sleman, Kamis (30/11/2023).
Belum lagi, ditambah dengan belum adanya teknologi kekinian yang mendukung perlombaan tersebut. Sehingga semua pengawasan dan juri masih dilakukan secara manual.
"Ini kita belum menggunakan kamera sebagai standar seperti Olimpiade karena memang keterbatasan kemampuan kita. Sehingga kita rujukannya adalah catatan waktu," ucapnya.
Baca Juga: Babak Akhir Drama Dugaan Kecurangan dalam Lomba Renang di Sleman, Hasilkan Juara Dua Kembar
"Saya ambil contoh gini ketika orang pada saat menjaga kemudian tiba-tiba hujan panas atau mungkin orang nguap saja bisa lupa ngetiknya kira-kira itu seperti itu," imbuhnya.
Disampaikan Agung, dari 20 nomor renang yang dilombakan hanya ada satu persoalan atau human error saja. Sehingga hal itu disebut sangat manusiawi.
"Jadi human error itu mungkin tapi kalau dilihat dari komposisi 20 nomor yang error hanya satu artinya kan seper-25 persen ya wajar saya kira. Manusiawi sangat manusiawi karena dua hari itu juga sangat melelahkan," ungkapnya.
Namun ia meyakini tidak ada maksud atau tujuan tertentu dalam hal ini. Murni kesalahan manusia atau human error tadi.
"Tidak ada, saya yakin tidak ada [manipulasi]," tegasnya.
Baca Juga: Soal Curhatan Orang Tua Gegara Anaknya Gagal Juara Lomba Renang, Ini Kata Dispora Sleman
Ia menyatakan bahwa semua wasit atau panitia dalam perlombaan saat itu sudah berlisensi resmi. Namun Agung tak menutup kemungkinan untuk melibatkan bantuan teknologi untuk perlombaan ke depan.
Namun hal itu masih akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Pemkab Sleman. Serta mengomunikasikan aturan itu melalui masing-masing cabang olahraga.
"Kalau saya senang teknologi itu digunakan untuk membantu, tapi namanya proses," ucapnya.
Diketahui kasus ini berakhir dengan keputusan menjadikan juara dua kembar. Selain catatan waktu dari panitia yang kemudian menjadi acuan dilengkapi pula dengan video saat perlombaan sebagai referensi.
"Hasil terakhir kemudian dari pengulangan ini maka kita punya kebijakan yang memang didukung dengan catatan waktu kita apa yang sudah dilakukan pengkab itu udah benar semuanya tetapi juga apa yang disampaikan beliaunya juga punya bukti yang kemudian meskipun hanya referensi kita bisa terima," kata dia.
"Sehingga kemudian kita melahirkan juara duanya kembar. Itu keputusan terakhir," imbuhnya.
Ditambahkan Agung, dua juara kembar ini memiliki hak yang sama. Menurutnya hal ini sah-sah saja dan sangat mungkin terjadi dalam ajang perlombaan apapun.
"Juara kembar itu memungkinkan, sekarang juga sangat sering 3-4 bahkan kalau pertandingan yang beregu itu dikembarkan tapi kita tetap, itu hal yang sangat mungkin karena kenyataannya ada," kata dia.
Berita Terkait
-
Pertama Kali Nyoblos, Eks Anak Asuh Shin Tae-yong Punya Harapan Besar
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali