SuaraJogja.id - Sebanyak empat kapanewon di Kabupaten Sleman masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi. KPU Sleman sendiri telah menyiapkan langkah antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.
Dari empat kapanewon itu, KPU mencatat ada puluhan TPS yang masuk dalam KRB Gunung Merapi. Empat kapanewon tersebut di antaranya Turi, Cangkringan, Pakem dan Tempel. Nantinya akan ada relokasi di TPS-TPS tersebut jika terjadi erupsi.
Ketua KPU Kabupaten Sleman, Ahmad Baehaqi menuturkan ada puluhan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada di KRB Gunung Merapi. Hal ini tentu menjadi perhatian mereka jika saja terjadi erupsi dadakan saat pemungutan suara berlangsung
"Kami bersiap merelokasi TPS-TPS yang ada di kawasan KRB jika nanti terjadi erupsi Gunung Merapi," tutur dia dikutip Rabu (29/11/2023).
Baca Juga: Indeks Kerawanan Pemilu di Sleman Tinggi, Bawaslu Sarankan Jadwal Kampanye Diperhatikan
Pemungutan suara di KRB Gunung Merapi akan mengikuti status kebencanaan yang ditetapkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
KPU Sleman akan menyesuaikan status gunung baik, Siaga, Waspada ataupun Awas. Semuanya sudah mereka antisipasi agar tidak terjadi potensi kecurangan ataupun hal yang tidak diinginkan lainnya.
"Kita telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi," tutur dia.
Baehaqi mengatakan kawasan rawan bencana Gunung Merapi akan ada 3 status, yaitu radius 5 kilometer untuk status siaga, 7 Kilometer untuk status waspada dan 9 kilometer untuk status awas. Dan tentunya ada beberapa Kapanewon yang bakal terdampak.
Sementara Koordinator Divisi SDM Organisasi dan Diklat Bawaslu Sleman, Ahmad Sidiq Wiratama menambahkan pihaknya memang sudah menyampaikan kepada penyelenggara pemilu untuk melakukan antisipasi berkaitan dengan situasi Gunung Merapi terutama jika nanti tiba-tiba Erupsi.
Baca Juga: Bukan Keluarga Miskin, Stunting di Sleman Hampir 90 Persen Dipicu Pola Asuh yang Keliru
Pihaknya juga sudah memberikan pembekalan terhadap anggota pengawas pemilu (panwaslu) berkaitan dengan pengawasan yang harus dilakukan jika terjadi erupsi.
"Kita juga lakukan antisipasi berkaitan dengan kondisi Gunung Merapi," tambahnya.
Hanya saja, saat ini memang sudah tidak ada lagi penduduk yang berada di kawasan ring I yaitu di kawasan 5 kilometer dari Puncak Merapi. Karena BPPTKG sudah melarang warga beraktivitas di 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Libur Pilkada 2024 Berapa Hari? Berikut Aturannya
-
Debat Pilkada Jateng 2024 Rampung, KPU Ingatkan Masa Tenang!
-
Debat Pilkada Jateng, Ahmad Luthfi Pakai Filosofi Jawa Saat Bicara Kebijakan Publik
-
Mengenang Erupsi Gunung Merapi 2010 di Museum Mini Sisa Hartaku
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
Terkini
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025
-
Tips Merawat Pakaian Berbahan Dasar Ramah Lingkungan
-
Momen Pilkada Sleman 2024, Harda Kiswaya Ingin Ikhlas Melayani, Tulus Mengabdi
-
Pemkab Bantul Petakan Kelurahan untuk Sediakan Ikan Segar Bahan Makan Bergizi