SuaraJogja.id - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Sleman menyatakan indeks kerawanan pemilu di wilayahnya cukup tinggi. Dimensi penyelenggaraan serta kontestasi antar kandidat menjadi hal yang harus diperhatikan.
"Kita cukup tinggi [indeks kerawanan] khususnya di dimensi penyelenggaraan dan dimensi kontestasi, dimensi kontestasi ini kan persaingan ya, persaingan antar kandidat," kata Ketua Bawaslu Sleman Arjuna Al Ichsan Siregar, Senin (27/11/2023).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan Bawaslu Sleman, hal itu disebabkan oleh sejumlah faktor. Mulai dari faktor penyelenggara pemilu sendiri yang dinilai tidak profesional.
"Ada faktor dari penyelenggara sendiri yang mungkin tidak profesional sehingga mengakibatkan kontestasi tidak berjalan secara fair," ucapnya.
Baca Juga: Bawaslu dan Seluruh Parpol di Sleman Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024, Ini Poin-poinnya
Namun, ada punya faktor penyebab yang disebabkan oleh peserta pemilu itu sendiri. Hal ini yang kemudian harus menjadi perhatian bersama di kawasan Bumi Sembada.
Mengingat masa kampanye sudah akan dimulai besok 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Sosialisasi dan tentu kesadaran peserta pemilu untuk menciptakan pemilu damai itu harus terus digaungkan.
Salah satu yang juga diupayakan adalah mengenai teknis kampanye itu sendiri. Disampaikan Arjuna, pihaknya menyarankan kepada KPU untuk lebih memperhatikan penyusunan jadwal kampanye.
"Dalam kesempatan kemarin beberapa masukan usulan sudah disampaikan termasuk dari pihak kepolisian, bagaimana dalam kampanye nanti antar pendukung yang kita nilai berpotensi bertemu di lapangan dan bisa berpotensi rusuh itu kalau bisa dihindari pertemuannya. Sehingga ditata dengan baik jadwal kampanye umumnya," ujar dia.
"Saat ini sedang berproses di KPU, mudah-mudahan nanti teman-teman KPU bisa memberikan atensi yang cukup terkait penyusunan jadwal kampanye rapat umum ini," imbuhnya.
Baca Juga: 20 Manfaat Buah Salak untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Cegah Katarak hingga Sembuhkan Diare
Salah satu usulan itu terkait bagaimana mengatur agar pertemuan simpatisan itu tidak terjadi pada hari yang sama. Sehingga potensi gesekan dapat dihindarkan.
Berita Terkait
-
Sekolah Banyu Biru: Belajar Gratis Panen Air Hujan, Stop Beli Galon!
-
Mazola Junior Maklum saat Suporter Minta PSS Sleman Kalahkan Bali United
-
PSS Sleman Lahap Menu Latihan untuk Pertajam Ujung Tombak, Ini Alasannya
-
Mazola Junior Bongkar Biang Kerok Jeleknya Perfomance PSS di BRI Liga 1
-
Striker Asing PSS Sleman Beberkan Persiapan Jelang Hadapi Bali United FC
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga