SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman terus berupaya untuk menekan angka kasus tuberkulosis (TB) di wilayahnya. Salah satunya dengan program unggulan SIKAT TB (Sleman Sigap Kendali dan Atasi Tuberkulosis).
Program SIKAT TB merupakan inovasi yang dikeluarkan oleh Dinkes Sleman berupa layanan komprehensif multisektor untuk menjamin akses pelayanan standar pemeriksaan terduga TB lebih efektif, efisien, setara dan aktif menjangkau keluarga rentan kurang mampu dengan sistem informasi digital. Salah satu rancangan kegiatan SIKAT TB adalah terlaksananya skrining TB pada masyarakat kumuh padat – kumuh miskin (kupat kumis).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Cahya Purnama menuturkan program itu sudah diperkenalkan ke masyarakat beberapa wilayah di Bumi Sembada. Hasilnya pun dinilai cukup menggembirakan.
"Jadi yang jelas terjadi kenaikan (temuan) terduga TB yang cukup signifikan," kata Cahya, ditemui dalam acara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di The Rich Jogja Hotel, Kamis (23/11/2023).
Dipaparkan Cahya, untuk kasus TB di Sleman pada 2022 mencapai 1.604 kasus. Sedangkan per Oktober 2023 Dinkes Sleman menemukan kasus TB 1.351 dan 476 kasus TB gagal pengobatan atau disebut dengan kambuh atau relaps dan sebagainya.
Temuan kasus TB lebih dini tersebut, dinilai justru lebih baik. Mengingat langkah-langkah pengobatan pun lantas bisa dilakukan secara lebih cepat agar dapat memutus rantai penularan.
"Sehingga ini cukup bagus kasus TB juga kita temukan dan terduga juga bisa meningkat tajam. Lalu mudah-mudahan nanti kalau sudah ditemukan, diobati dan memutus rantai penularan untuk ke depan," tuturnya.
Secara penanganan sendiri, kata Cahya, pihaknya sudah berintegrasi dengan seluruh pihak yang ada. Baik melalui OPD atau instansi terkait maupun lembaga lainnya.
"Penanganannya kita terintegrasi. Kalau sudah kita temukan itu langsung berkoordinasi dengan OPD terkait, dengan dinsos, baznas untuk memberikan pelayanan PMT, jadup. Jadi pekerja informal kan butuh waktu untuk pengobatan supaya negatif dulu maksimal dua bulan, itu kita upayakan mendapatkan jadup," ungkapnya.
SIKAT TB sendiri dilakukan dengan metode jemput bola atau active case finding. Hal ini untuk mendukung percepatan eliminasi TB yang ditarget 2030 mendatang.
Masyarakat pun merespon baik program yang diluncurkan oleh Dinkes Sleman tersebut. Pasalnya, diungkapkan Cahya, program SIKAT TB Ini melibatkan langsung petugas kesehatan yang ada di wilayah masing-masing.
"Tanggapan masyarakat bagus, karena ini beda dengan awal-awal dulu yang peran sertanya rendah. Ini kan kita melibatkan langsung ke masyarakat melibatkan kader, tim pendamping kelurahan, di tingkat kecamatan juga. Mereka sendiri yang mencari, mengantar, kemudian kita periksa. Ternyata tanggapan cukup bagus kalau mendatangi, kalau hanya kita tunggu susah," paparnya.
Kesadaran masyarakat untuk menangani penyakit TB pun sudah mulai meningkat. Termasuk dengan stigma masyarakat terhadap para penderita.
"Diharapkan dengan SIKAT TB, dengan dikeroyok oleh berbagai macam OPD, oleh komunitas, penggiat TB, ya optimis bisa kita capai untuk eliminiasi 2030," tegasnya.
Berita Terkait
-
Pertama Kali Nyoblos, Eks Anak Asuh Shin Tae-yong Punya Harapan Besar
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali