SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap sejumlah penyakit yang mungkin muncul belakangan ini. Terlebih dalam peralihan musim atau pancaroba kali ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Cahya Purnama menuturkan bahwa pada musim pancaroba memang menjadi pemicu bakteri dan virus tumbuh. Sehingga daya tahan tubuh harus lebih diperhatikan.
"Untuk musim pancaroba ini yang memang harus kita hati-hati karena saat ini kan udara hangat ya. Jadi di situ itu, bakteri virus mudah berkembang," kata Cahya, Minggu (26/11/2023).
Belum lagi ditambah dengan persoalan lingkungan yang ada di sekitarnya. Mulai dari sampah yang dimungkinkan belum dikelola dengan baik.
Kondisi-kondisi semacam itu yang kemudian dapat menambah potensi menyebarnya penyakit. Jika tidak ditangani dengan baik maka penyakit itu dapat menular ke masyarakat.
"Kedua lingkungan kita tidak begitu bersih dengan adanya permasalah sampah. Ini kita juga harus hati-hati di situ banyak sekali vektor-vektor yang bisa menularkan penyakit," tuturnya.
Penyakit berupa batuk dan pilek, kata Cahya, yang paling sering ditemui saat pancaroba kali ini. Bahkan penderita penyakit tersebut diperkirakan sudah naik hampir 20 persen.
"Kalau batuk pilek naik, ya agak tinggi. Bulan-bulan kemarin agak tinggi kalau untuk batuk pilek. Ini memang penyakit terbanyak di layanan di puskesmas atau difaskes pertama dan itu biasanya karena hygene sanitasi tadi saja yang satu tertular akhirnya satu sekolahan kena semua, karena dia satu ruangan," ungkapnya.
Masyarakat disarankan untuk terus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ditambah dengan asupan makanan yang bergizi seimbang.
"Batuk pilek ini pasti banyak, ini tolong masyarakat juga selalu memakai masker kalau sedang sakit. Kalau ke layanan kesehatan juga pakai masker karena di situ pasti tempatnya orang sakit. Jadi biar tidak menyebar menular kemana-mana," ucapnya.
"Karena ini pasti musim pancaroba ini yang paling pertama muncul ini adalah penyakit batuk pilek," imbuhnya.
Tak hanya itu, Cahya meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit-penyakit lain yang berpotensi muncul saat musim pancaroba ini. Mulai dari kehadiran nyamuk demam berdarah hingga leptospirosis.
Walaupun memang saat ini kasus demam berdarah di Sleman masih cukup stagnan. Begitu pula dengan Leptospirosis yang belum mengalami lonjakan.
"Nanti mulai musim hujan kita harus hati-hati dengan demam berdarah, Leptospirosis dan sebagainya. Demam berdarah stagnan, mudah-mudahan aman ini rendah. Kebetulan musim kemarau juga agak memanjang. Leptospirosis juga seperti tahun kemarin tidak terjadi lonjakan yang terlalu tinggi," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
ARTJOG 2026 Siap Guncang Yogyakarta, Usung Tema 'Generatio' untuk Seniman Muda
-
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas