SuaraJogja.id - Membuka mata lebih banyak orang rasanya cocok disematkan kepada film In Broad Daylight. Film besutan sutradara Lawrence Kan itu berangkat dari kisah nyata sebuah liputan investigasi di Hong Kong.
In Broad Daylight mengungkapkan kebenaran yang tidak banyak diketahui tentang skandal di sebuah panti jompo swasta. Kasus yang bahkan di dunia nyata pun tetap tersembunyi di balik berita lain.
Kisah yang diangkat dari keberanian jurnalis di Hong Kong mengungkap sederet fakta mengejutkan terkait kekerasan seksual hingga kematian yang mencurigakan para lansia pada 2016 silam. Potret kekejaman itu tak bisa dengan mudah begitu saja didapatkan.
Seorang reporter bernama Kay (Jennifer Hu) harus menyamar untuk mengungkap kasus ini. Dia tidak hanya menguatkan tuduhan menakutkan tersebut tetapi juga menemukan fakta betapa buruknya sistem layanan kesehatan di Hong Kong, terutama bagi mereka yang tidak dapat merawat dirinya sendiri.
Baca Juga: Menjelajahi Mitos dan Petualangan Pubertas Remaja Perempuan di Malaysia Lewat Film Tiger Stripes
"Pahlawan sejati adalah mereka para reporter dan pekerja sosial yang bekerja bertahun-tahun untuk perubahan kecil. Jika film ini membuat satu orang melakukan sesuatu atau apapun, itu sudah cukup baik," kata sutradara Lawrence Kan yang dibacakan di JAFF 2023.
Sebenarnya film tentang investigasi jurnalis sudah cukup sering ditemui. Namun In Broad Daylight memilih pendekatan yang lebih realitis, tidak terlalu mendramatisasi situasi.
Hal ini dapat dirasakan melalui musik latar yang ada di dalam filmnya sendiri. Sisi musik pun diatur seminimal mungkin untuk menghadirkan kesan yang lebih netral.
Menyerahkannya kepada penonton untuk melihat dan merasakan kekacauan sistem itu. Tidak hanya semata-mata didorong untuk merasakan kesedihan itu.
"Kami ingin membangun sisi cerita yang lebih objektif kepada penonton, bukan sisi subjektif. Misalnya, ketika saya sedang membuat musik, kami melakukan percakapan, musik yang dimasukkan ke dalam film seharusnya tidak membuat penonton merasa sedih sebanyak itu," ungkap komposer musik 'In Broad Daylight' Chu Wan Pin.
Baca Juga: Review Film: Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film
Ia tidak ingin terjebak dalam glorifikasi apalagi mengajak penonton untuk menangis dalam adegan-adegan sedih.
"Kami tidak ingin menampilkan musik yang sangat-sangat sedih sehingga membuat penonton menangis. Sebaliknya, saya akan menjalankan musik yang sangat tenang, musik yang sangat obyektif. Sehingga penonton bisa langsung melihat cerita apa yang terjadi di Hong Kong, atau apa yang terjadi di film tersebut," terangnya.
"Musik saya hanya mengiringi emosi penonton dan proses semacam itu terjadi di seluruh film," imbuhnya.
Laiknya dalam beberapa film investigasi jurnalis lain, Kay sebagai pemeran utama tak sendirian dalam menggali kasus ini. Ada partner yang juga terlibat dalam prosesnya yakni Jess yang diperankan oleh Hui Yuet Sheung.
Hui menceritakan proses pembuatan film ini cukup memakan waktu panjang. Termasuk dengan riset-riset yang harus dilakukan dulu terhadap para lansia hingga penyintas.
Dia sendiri memang sudah mengetahui kasus ini pada medio 2015-2016 silam. Perasaan marah tentu bergejolak di hatinya saat itu.
Namun ia merasa miris ketika kemudian kasus tersebut tak lagi banyak disorot setelah seminggu atau dua minggu. Oleh sebab itu, secara pribadi, Hui menyebut film ini sebagai pengingat tentang kejadian itu.
"Apa yang terjadi dalam kasus ini sungguh tak bisa dibayangkan. Meskipun kita tidak dapat mengubah apa pun secara keseluruhan dan masyarakat, namun kita perlu mengingat bahwa hal ini ada dan masih terjadi," tutur Hui.
Berita Terkait
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Firdaus Oiwobo Maju Caketum PARFI, Warganet: Dihujat Tidak Tumbang, Dipuji Tidak Pernah
-
Dari Taiwan ke Korea, Begini Bocoran Terbaru Film 'You Are the Apple of My Eye'!
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
-
Bertabur Bintang, Film After the Hunt Siap Rilis pada Oktober 2025
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga