Film berdurasi 108 menit itu membuat penonton kesal, gemetar, tertawa, dan menangis sampai ada ibu-ibu yang tidak dapat mengendalikan tangisnya usai pemutaran film selesai.
“Ada satu ibu-ibu tadi, saya suruh Ezra kejar. Zra, kejar. Dia (ibu-ibu itu) ngomong sama saya, huuu..huuu... (menangis tersedu-sedu). Saya peluk saja. Iya, iya, nggak usah ngomong, nggak usah ngomong, terus dia bilang, ‘Terima kasih ya pak’. Saya panggil Ezra suruh dia wawancara (ibu-ibu itu),” beber Jeremias.
Merlinda Dessy Adoe atau yang juga dikenal sebagai Linda Adoe berharap, film Women from Rote Island dapat menggerakkan hati banyak orang untuk menghentikan aksi kekerasan seksual.
“Harapannya, untuk semua perempuan atau laki-laki yang mengalami kekerasan seksual atau pelecehan seksual, di mana pun, film ini untuk kalian, kita ada untuk kalian, dan untuk kalian semua harus berani bicara, harus berani lapor, itu,” kata Linda Adoe.
“Karena banyak orang-orang yang mengalami hal seperti itu, tapi mereka malu, tidak berani, karena menganggap itu aib dan sebagainya, khususnya kayak di Rote, di Rote kan seperti itu, masih banyak orang yang belum berani untuk melapor,” tutur Linda Adoe.
Sebagai informasi, Women From Rote Island menggambarkan tentang kehidupan pilu sebuah keluarga yang terdiri dari tiga perempuan, yaitu Orpha (ibu), Martha (anak pertama), dan Bertha (anak kedua). Suami Orpha meninggal dunia, namun tidak segera dimakamkan karena menanti kedatangan si sulung yang masih bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia.
Usai kepulangan Martha, barulah suami Orpha dimakamkan. Namun, kondisi Martha tidak baik-baik saja. Ia tengah depresi akibat kekerasan seksual yang dialami selama menjadi TKW.
Bukan hanya Martha, Orpha dan Bertha juga mengalami kekerasan seksual di Pulau Rote. Kekerasan seksual yang dialami Martha tidak hanya satu atau dua kali saja. Sepulang dari Malaysia, ia kembali mengalami berbagai tindak kekerasan seksual di kampung halamannya.
Hal tersebut membuat kondisi kesehatan mental Martha semakin tidak stabil.
Baca Juga: Menguak Kepedihan di Balik Eksotisme Pulau Rote Lewat Film Women from Rote Island
Musibah datang silih berganti menghampiri keluarga Orpha. Tak berhenti sampai kekerasan seksual saja, tapi juga pembunuhan yang merenggut nyawa salah satu anak perempuan Orpha.
Berita Terkait
-
8 Pemeran Sihir Pelakor, Neona Ayu Pertama Kali Bintangi Film Horor
-
The Amateur, Sosok Rami Malek dari Kriptografer CIA Jadi Mesin Pembunuh
-
Sinopsis Jaat, Film Action India Dibintangi Sunny Deol dan Randeep Hooda
-
Belajar dari Film Adolescence: Bagaimana INCEL Buat Anak Lakukan Kekerasan
-
Fakta Karakter Nurman di Film Jumbo, Terinspirasi dari Tokoh Mahar di Film Laskar Pelangi
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal