SuaraJogja.id - Film berjudul 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' hadir dalam gelaran dua hari terakhir Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023 di Yogyakarta, Jumat (01/12/2023) malam. Film yang diadaptasi novel karya Muhidin M Dahlan dengan judul "Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur" mengangkat isu kritik sosial tentang konsep ketuhanan dan kekerasan di rumah ibadah yang semestinya menjadi tempat suci.
Dibintangi Aghniny Haque (Kiran), Djenar Maesa Ayu (Ami), Doni Damara (Tomo), Andri Mashadi (Da'rul), Samo Rafael (Hudan), dan Nugietrilogy (Alim Suganda), Aghniny merasa peran yang dimainkannya dalam film garapan Hanung Bramantyo tersebut menguras energi dan membuatnya galau berhari-hari.
Dirinya yang selama ini belum pernah protes pada Tuhan meski jarang berdoa mengaku sangat tertantang memerankan Kiran ditengah kontroversi isu jualan agama yang marak. Termasuk kekerasan yang terjadi di sejumlah pesantren yang oleh pimpinannya terhadap anak didik.
"Hari ketiga [memerankan kiran] aku masih bertanya-tanya siapa kiran. Aku galau luar biasa sampai tidak bisa tidur," paparnya.
Baca Juga: Joko Anwar Bawa Jagoan Baru ke JAFF, Kenalkan Tira Antihero Bumilangit
Kegalauan Aghniny tak berhenti dan merasa Hanung salah memilihnya memerankan tokoh sentral film yang diproduksi MVP Pictures dan diproduseri Raam Punjabi tersebut. Saat syuting film di bulan puasa, dia akhirnya meminta Hanung untuk ikut beribadah.
Setelahnya, Aghniny merasa tercerahkan akan sosok Kiran. Dan akhirnya bisa memerankan sosok perempuan yang mempertanyakan Tuhan setelah menolak dipaksa menikahi kyainya di pondok pesantren dan akhirnya dia justru dicaci maki banyak orang. Kiran yang akhirnya kabur dan memiliki kehidupan lain berusaha menemukan jalan kembali.
"Saya seperti tercerahkan dan menjadi lebih dewasa setelah film ini," ujarnya.
Djenar mengaku sangat menikmati perannya di film tersebut. Film itu menjadi penanda ada orang yang berani speak up atau berbicara tentang kekerasan saat terjadi kekerasan seksual, terutama perempuan ditengah relasi kuasa laki-laki di masyarakat.
"Film ini memperlihatkan betapa banyaknya pelecehan seksual dan korban hanya bisa sendiri dan tidak bicara. Jadi [film] bukan hanya masalah boleh marah sama tuhan dan akhirnya jadi pelacur tapi ketika ada seseorang yang punya keberanian bicara [tentang kekerasan seksual] maka hal ini mewakili yang tidak bisa bicara," tandasnya.
Baca Juga: Tayang Perdana di JAFF 2023, Video Musik Album Terbaru Efek Rumah Kaca 'Rimpang' Segera Dirilis
Sementara Hanung mengaku, film yang digarapnya dari novel yang dibacanya 20 tahun silam itu mencoba menyampaikan pesan moral atas isu jualan agama yang marak. Kasus-kasus pencabulan di rumah-rumah ibadah yang terus saja bermunculan
"Dari kisah-kisah pencabulan santri, meski saya gak lihat sendiri tapi melihat aktivis yang melakukan pendampingan pada korban, saya melihat adanya stigma tempat suci dan terhormat tapi ada abusive (kekerasan-red) didalamnya. Film ini mencoba merealisasikan adanya fakta-fakta itu," ungkapnya.
Sutradara kawakan asal Yogyakarta ini paham akan muncul pro dan kontra dalam film yang mengangkat isu sensitif apalagi menyangkut agama. Namun, ia menyadari betul perlu ada suara yang harus dilantangkan tentang kepedulian bersama pada kekerasan perempuan.
"Film ini mau ke mana, saya tidak tahu apakah di bioskop atau Youtube. Ini film wujud kemarahan seseorang pada Tuhan tapi tak bisa dituangkan. Film ini untuk mengakomodasi itu. Kalau menghadapi netizen, bad news is a good news kan. Jadi ya harus siap ketika memang ada pro kontra," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh