SuaraJogja.id - Pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak tantangan yang perlu dihadapi. Mulai dari isu ketidaksetaraan akses, disparitas kualitas guru, infrastruktur pendidikan yang kurang memadai, dan kurikulum yang belum sepenuhnya relevan dengan dunia kerja menjadi hambatan utama bagi perkembangan pendidikan di tanah air.
Menyikapi tantangan ini, Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Puji Astuti berpendapat bahwa konsep membangun generasi unggul harus menjadi sorotan utama. Menurutnya, generasi unggul bukan hanya menjadi tulang punggung masa depan suatu bangsa tetapi juga menjadi elemen kunci dalam perubahan positif di berbagai sektor.
Dengan memiliki keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang sesuai dengan tuntutan zaman, mereka menjadi ujung tombak dalam mengatasi kompleksitas tantangan modern.
Dalam pandangannya, integrasi konsep Ethos (karakter atau pembawaan), Pathos (ikatan emosional), dan Logos (logis atau masuk akal) dalam pendidikan menjadi landasan utama.
"Hal ini meliputi penciptaan lingkungan pendidikan yang mendorong integritas, hubungan emosional antara pelaku pendidikan, dan penggunaan kurikulum yang relevan serta pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran," kata Puji, Sabtu (16/12/2023).
Di samping itu, penerapan filosofi Ki Hadjar Dewantara menjadi salah satu kunci utama dalam mendukung transformasi pendidikan. Misalnya, melalui pelatihan guru, workshop untuk siswa, serta program satu desa satu perguruan untuk menjamin akses pendidikan yang merata di seluruh pelosok Indonesia.
Sementara itu, program pengembangan keterampilan non-akademis mulai dari kepemimpinan dan kreativitas turut menjadi fokus dalam mempersiapkan generasi mendatang. Dasar pemikiran filsuf Yunani Aristoteles, turut memberikan pengaruh besar dalam konteks pendidikan.
Ia menilai teori-teori yang ada itu tak kalah penting untuk diterapkan. Terlebih sebagai fondasi pembentukan karakter para siswa.
"Penggunaan etika Aristoteles sebagai fondasi pembentukan karakter siswa serta menerapkan logika Aristoteles dalam merancang kurikulum yang fokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis menjadi bagian integral dari transformasi ini," terangnya.
Tak sampai di situ saja, praktik pendidikan di Indonesia juga bisa dilakukan dengan mencari inspirasi dari model pendidikan yang sukses di Amerika Serikat. Menurutnya, hal itu tidak menjadi penting dilakukan dalam menyempurnakan pendidikan di Indonesia.
Menurut kesimpulannya, penggabungan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan prinsip Aristoteles bisa menjadi fondasi kuat bagi pendidikan. Dalam hal ini fokus pada karakter, kreativitas, kepemimpinan, pengembangan kebahagiaan, dan keutamaan sebagai tujuan utama pendidikan.
"Kolaborasi kedua pendekatan ini diharapkan dapat mencetak individu yang cerdas secara intelektual serta memiliki moralitas yang tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat," kata dia.
Berita Terkait
-
UGM Gelar Pawai Budaya Nitilaku Sambut Dies Natalis ke-74, Angkat Tema Kenduri Kebangsaan Merajut Tenun Ke-Indonesiaan
-
Profil Djoko Walujo Wimboprasetyo, Pencipta Gending Lancaran Sesanti Gadjah Mada
-
Menakar Debat Capres, Pakar: Prabowo Subianto Keteteran, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Responsif Bahas Program Kerja
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta Terbaru Juli 2025
-
5 Rekomendasi HP 5G Samsung di Bawah Rp 4 Juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Pegawai Kemenkeu Berkurang Hampir 1.000 Orang, Sri Mulyani: Dampak Digitalisasi!
-
Bos Garuda Blak-blakan Soal Dana Pembelian 50 Pesawat Boeing, Erick Thohir Disebut Setuju
-
Menko Airlangga Kumpulkan Para Pengusaha Usai Tarif Trump 19 Persen
Terkini
-
Tambahan Dua Tersangka Perusakan Mobil Polisi di Godean, Total Empat Orang Ditahan Tak Saling Kenal
-
Kisah Ibu Okta di Tengah Lonjakan DBD Bantul: Antara Cemas Balita dan Pertanyaan Wolbachia
-
30 Tahun Jogja Pertahankan Gamelan: Lawan Deru Sound Horeg hingga Rawat Akar Budaya
-
Pengguna BRImo Tembus 42,7 Juta, Transaksi Makin Mudah dan Nyaman
-
Geger Jual Beli Seragam SMP di Sleman, Disdik Turun Tangan Usai Dilaporkan ke Ombudsman